20 Tahun Pengalaman Kerja? HRD Zaman Now Nggak Peduli! (www.freepik.com)
Harmonikita.com – Pernahkah terlintas di benak Anda, “Saya sudah puluhan tahun di industri ini, punya 20 tahun pengalaman yang matang, seharusnya mencari kerja itu mudah, kan?” Mungkin Anda merasa kaget atau bahkan kecewa ketika melihat kenyataannya di lapangan. Ya, ini bukan rahasia lagi: HRD zaman now seringkali tidak lagi menjadikan lamanya pengalaman sebagai satu-satunya, atau bahkan yang utama, kriteria dalam merekrut kandidat.
Fenomena ini mungkin terasa asing, terutama bagi mereka yang tumbuh di era ketika “pengalaman kerja bertahun-tahun” adalah paspor emas menuju karir cemerlang. Namun, dunia kerja berubah, dan begitu juga prioritas rekruter. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa ‘masa kerja’ saja tidak cukup lagi di mata HRD modern, dan apa sebenarnya yang mereka cari dari calon karyawan, di era yang serba cepat dan dinamis ini. Mari kita selami realitanya.
Mengapa ‘Lama Pengalaman’ Tidak Selagi Relevan?
Dulu, punya CV tebal dengan daftar pekerjaan yang panjang dan masa kerja di setiap perusahaan mencapai belasan atau puluhan tahun adalah bukti dedikasi dan keahlian yang tak terbantahkan. Anggapannya, semakin lama seseorang berkecimpung di suatu bidang, semakin ahli dia. Logika itu memang benar sampai batas tertentu. Namun, dunia yang kita tinggali hari ini jauh berbeda dengan dua dekade lalu. Kecepatan perubahan teknologi, disrupsi di berbagai industri, dan kebutuhan akan inovasi yang terus-menerus membuat pondasi rekrutmen bergeser.
Perusahaan tidak hanya mencari seseorang yang tahu cara melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman masa lalu. Mereka butuh individu yang bisa beradaptasi, belajar hal baru dengan cepat, dan menyelesaikan masalah yang mungkin belum pernah muncul sebelumnya. Pengalaman 20 tahun di metode A bisa jadi kurang relevan jika industri kini sudah beralih ke metode B atau C yang serba digital dan otomatis. Ini bukan berarti pengalaman Anda tidak berharga sama sekali, tetapi nilainya kini dilihat dari kacamata yang berbeda.
Fokus HRD Zaman Now: Lebih Dari Sekadar Tanggal Masuk dan Keluar
Jika bukan hanya lamanya pengalaman, lalu apa yang sebenarnya menjadi daya tarik utama bagi HRD modern saat ini? Jawabannya terletak pada kombinasi antara keterampilan relevan, kemampuan adaptasi, potensi belajar, dan kecocokan dengan budaya perusahaan.
Keterampilan yang Selalu Up-to-Date dan Relevan
Di era digital dan serba terhubung, skill teknis (hard skill) yang paling mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan industri saat ini adalah kunci. Misalnya, seorang profesional pemasaran dengan 20 tahun pengalaman di iklan cetak dan televisi mungkin kalah saing dengan kandidat yang punya 5 tahun pengalaman kuat di digital marketing, SEO, SEM, content marketing, dan social media advertising. Tentu saja, jika profesional berpengalaman itu terus mengasah diri dan menguasai skill digital, 20 tahun pengalamannya justru akan menjadi nilai tambah luar biasa karena dibekali pemahaman bisnis yang mendalam. Intinya, relevansi skill lebih penting daripada hanya lamanya menguasai skill yang mungkin sudah usang.
Selain hard skill, soft skill juga memegang peranan krusial, bahkan seringkali dianggap lebih sulit dilatih. Kemampuan komunikasi efektif, kepemimpinan, kerjasama tim, pemecahan masalah kompleks, berpikir kritis, dan kecerdasan emosional adalah aset yang sangat dicari. Dalam tim yang kolaboratif dan lingkungan kerja yang dinamis, soft skill inilah yang seringkali membedakan kandidat yang baik dengan kandidat yang luar biasa.
Kemampuan Beradaptasi dan Ketangkasan Belajar (Learning Agility)
Ini adalah salah satu kriteria paling penting di era modern. Seberapa cepat Anda bisa beradaptasi dengan teknologi baru? Terus, seberapa rela Anda keluar dari zona nyaman untuk mempelajari cara kerja yang berbeda? Seberapa cepat Anda bisa menyerap informasi baru dan menerapkannya? Dunia berubah begitu cepat sehingga kemampuan untuk terus belajar (lifelong learning) dan beradaptasi menjadi fundamental. HRD ingin tahu apakah kandidat punya rasa ingin tahu yang tinggi dan proaktif dalam meningkatkan pengetahuannya. Pengalaman masa lalu bisa jadi beban jika membuat seseorang kaku dan enggan berubah.
Dampak Nyata dan Solusi yang Pernah Diberikan
Alih-alih hanya mencantumkan daftar jabatan dan tanggung jawab di CV, kandidat yang menonjol adalah mereka yang bisa menunjukkan dampak atau hasil konkret dari pekerjaan yang mereka lakukan. Apa masalah yang berhasil Anda pecahkan? Berapa persen efisiensi yang berhasil Anda tingkatkan? Proyek inovatif apa yang Anda pimpin atau kontribusikan? Angka, data, dan cerita sukses yang spesifik jauh lebih menarik bagi HRD dibandingkan deskripsi tugas umum. Ini menunjukkan bahwa Anda tidak hanya menjalankan rutinitas, tetapi benar-benar memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Seseorang dengan pengalaman 5 tahun namun bisa menunjukkan serangkaian pencapaian signifikan seringkali lebih menarik daripada yang 20 tahun namun narasinya datar.
Kecocokan Budaya (Cultural Fit)
Perusahaan modern sangat peduli dengan lingkungan kerja dan nilai-nilai yang mereka anut. Mencari kandidat yang tidak hanya kompeten secara teknis tetapi juga punya “chemistry” yang pas dengan tim dan budaya perusahaan menjadi prioritas. Seseorang dengan pengalaman segudang mungkin akan kesulitan berintegrasi jika nilai-nilai atau gaya kerjanya bertentangan dengan kultur perusahaan. HRD biasanya berusaha menggali ini melalui pertanyaan perilaku dan diskusi non-teknis selama wawancara.
Membangun Personal Branding dan Portofolio, Bukan Hanya CV
Di era digital, CV saja tidak cukup untuk ‘menjual’ diri Anda. Personal branding yang kuat di platform profesional seperti LinkedIn, portofolio online yang memamerkan hasil karya (desain, tulisan, proyek coding, presentasi, dll.), dan bahkan kontribusi di komunitas online relevan bisa menjadi bukti nyata dari skill dan dampak Anda. Ini memberikan dimensi yang lebih kaya tentang siapa Anda sebagai profesional, di luar data-data linear di CV. HRD zaman now seringkali melakukan ‘penelusuran’ online terhadap kandidat potensial, dan jejak digital Anda bisa menjadi nilai tambah atau justru sebaliknya.
Lalu, Bagaimana dengan Anda yang Punya Pengalaman Panjang?
Jika Anda termasuk dalam kategori profesional berpengalaman, jangan berkecil hati! Pengalaman bertahun-tahun Anda tetap merupakan aset yang luar biasa, asalkan Anda mampu mengemas dan menunjukkannya sesuai ‘bahasa’ HRD zaman now.
Pertama, lakukan refresh besar-besaran pada CV dan profil LinkedIn Anda. Jangan hanya mencantumkan daftar pekerjaan. Fokus pada pencapaian, dampak, dan skill yang relevan dengan posisi yang Anda incar saat ini. Gunakan angka dan data sebanyak mungkin.
Kedua, tunjukkan bahwa Anda adalah pembelajar seumur hidup. Sebutkan kursus terbaru yang Anda ikuti, sertifikasi yang Anda raih (terutama yang relevan dengan tren saat ini), atau proyek sampingan yang Anda kerjakan untuk mengasah skill baru. Ini membuktikan kemampuan adaptasi Anda.
Ketiga, latih kembali soft skill Anda dan persiapkan diri untuk menceritakan pengalaman Anda dalam format STAR (Situation, Task, Action, Result) untuk menunjukkan bagaimana Anda menghadapi tantangan dan memberikan solusi.
Keempat, jangan ragu untuk membangun personal branding online. Bagikan insight Anda, berinteraksi di LinkedIn, atau bahkan buat portofolio online sederhana.
Bagi para pencari kerja muda atau lulusan baru, kabar ini justru bisa jadi motivasi. Anda tidak perlu menunggu 20 tahun untuk dianggap berharga. Fokuslah pada membangun skill yang relevan (baik hard maupun soft), tunjukkan antusiasme dan kemampuan belajar yang tinggi, aktif dalam proyek atau kegiatan yang relevan, dan mulai bangun portofolio atau jejak digital Anda sejak dini. Potensi, kecepatan belajar, dan sikap yang positif adalah modal besar Anda.
Menavigasi Era Baru Pasar Kerja
Intinya, pasar kerja modern menghargai relevansi, adaptabilitas, dan dampak nyata di atas sekadar durasi. Memiliki 20 tahun pengalaman memang luar biasa, tetapi nilai sesungguhnya terletak pada bagaimana pengalaman itu membentuk Anda menjadi profesional yang relevan, adaptif, dan mampu terus memberikan kontribusi di lingkungan yang terus berubah.
HRD zaman now mencari pemecah masalah, pembelajar cepat, dan individu yang bisa menyatu dengan tim. Fokuslah pada apa yang bisa Anda lakukan saat ini dan masa depan, berdasarkan fondasi pengalaman masa lalu Anda. Ubah narasi dari “Saya sudah 20 tahun bekerja” menjadi “Dalam 20 tahun karir saya, saya telah belajar untuk [skill adaptasi], menguasai [skill relevan terkini], dan mencapai [dampak spesifik], yang membuat saya siap menghadapi tantangan di perusahaan Anda.”
Dunia kerja mungkin sudah berbeda, tapi peluang untuk berkembang dan berkontribusi selalu ada, asalkan kita mau terus belajar dan menyesuaikan diri. Jangan jadikan lamanya pengalaman sebagai beban, tapi sebagai modal berharga yang perlu terus diasah agar tetap berkilau di mata HRD, di era apapun itu.
