9 Kebiasaan Ini Bisa Jadi Biang Kerok Masalah Kesehatan Mental (www.freepik.com)
harmonikita.com – Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sayangnya, seringkali kita tanpa sadar melakukan sikap-sikap sepele yang justru dapat merapuhkan mental kita. Padahal, menjaga kesehatan mental penting agar kita bisa menjalani hidup dengan lebih optimal. Artikel ini akan membahas beberapa sikap sepele tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya.
Meremehkan Kekuatan Istirahat yang Cukup
Di era serba cepat ini, seringkali kita mengorbankan waktu istirahat demi menyelesaikan pekerjaan atau kegiatan lainnya. Padahal, kurang tidur atau istirahat yang tidak berkualitas dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental. Sebuah studi menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kecemasan dan depresi.
Istirahat yang cukup bukan hanya soal tidur 7-8 jam sehari, tapi juga tentang bagaimana kita mengisi waktu istirahat tersebut. Cobalah untuk menjauhkan diri dari gadget sebelum tidur, menciptakan suasana kamar yang nyaman, dan melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi atau membaca buku. Dengan istirahat yang cukup, pikiran akan lebih jernih dan kita pun lebih siap menghadapi tantangan.
Terlalu Keras pada Diri Sendiri
Perfeksionisme memang bisa memotivasi kita untuk mencapai yang terbaik. Namun, jika berlebihan, justru dapat menjadi bumerang bagi kesehatan mental. Terlalu keras pada diri sendiri, terus-menerus mengkritik diri, dan merasa tidak pernah cukup baik hanya akan memicu stres dan rasa cemas.
Ingatlah bahwa setiap orang punya kekurangan dan kelebihan. Menerima diri sendiri apa adanya, merayakan pencapaian sekecil apapun, dan belajar dari kesalahan adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental. Berikan diri Anda ruang untuk bertumbuh dan berkembang tanpa harus merasa sempurna.
Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Media sosial seringkali menampilkan “highlight” kehidupan orang lain. Melihat pencapaian orang lain di media sosial bisa memicu perasaan iri, rendah diri, dan merasa tidak berharga. Padahal, apa yang kita lihat di media sosial belum tentu mencerminkan realita yang sebenarnya.
Setiap orang punya perjalanan hidupnya masing-masing. Fokuslah pada tujuan dan impian Anda sendiri, dan jadikan pencapaian orang lain sebagai inspirasi, bukan sebagai ajang untuk membandingkan diri. Ingatlah bahwa Anda unik dan berharga dengan cara Anda sendiri.
Mengabaikan Perasaan dan Emosi
Seringkali kita cenderung mengabaikan atau menekan perasaan dan emosi negatif. Padahal, memendam perasaan hanya akan memperburuk kondisi mental. Emosi yang tidak tersalurkan dengan baik dapat memicu stres, kecemasan, bahkan depresi.
Belajarlah untuk mengenali dan menerima setiap emosi yang Anda rasakan. Carilah cara yang sehat untuk mengekspresikan emosi tersebut, misalnya dengan berbicara dengan orang terpercaya, menulis jurnal, atau melakukan aktivitas yang Anda sukai.
Kurang Bergerak dan Berolahraga
Aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga bagi kesehatan mental. Olahraga dapat melepaskan endorfin, hormon yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres.
Tidak perlu melakukan olahraga berat, cukup dengan berjalan kaki, bersepeda, atau yoga secara rutin. Temukan aktivitas fisik yang Anda nikmati dan lakukan secara teratur.
Menunda-nunda Pekerjaan (Prokrastinasi)
Menunda-nunda pekerjaan memang terasa menyenangkan sesaat, tetapi dampaknya bagi kesehatan mental bisa sangat buruk. Menumpuknya pekerjaan yang belum selesai hanya akan memicu stres, rasa bersalah, dan kecemasan.
Cobalah untuk memecah pekerjaan besar menjadi tugas-tugas kecil yang lebih mudah dikelola. Buatlah jadwal dan prioritaskan pekerjaan yang paling penting. Dengan begitu, Anda akan merasa lebih terorganisir dan terhindar dari stres akibat pekerjaan yang menumpuk.
Sulit Mengatakan “Tidak” (People Pleaser)
Berusaha menyenangkan semua orang memang terdengar mulia, tetapi jika berlebihan, justru dapat mengorbankan kesehatan mental Anda sendiri. Terlalu sering mengiyakan permintaan orang lain dan mengabaikan kebutuhan diri sendiri hanya akan memicu stres, kelelahan, dan perasaan tidak dihargai.
Belajarlah untuk mengatakan “tidak” dengan sopan dan asertif. Ingatlah bahwa Anda berhak untuk memprioritaskan kebutuhan dan kesejahteraan diri sendiri.
Kurang Bersosialisasi dan Mendukung Koneksi Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Interaksi sosial yang positif sangat penting bagi kesehatan mental. Kurangnya interaksi sosial dapat memicu perasaan kesepian, isolasi, dan depresi.
Luangkan waktu untuk berinteraksi dengan orang-orang terdekat, baik secara langsung maupun virtual. Jaga hubungan baik dengan keluarga, teman, dan komunitas.
Tidak Mencari Bantuan Profesional
Terkadang, kita membutuhkan bantuan profesional untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau psikiater jika Anda merasa kesulitan mengatasi masalah sendiri.
Mencari bantuan profesional bukanlah tanda kelemahan, justru merupakan langkah berani untuk menjaga kesehatan mental.
Membangun Ketahanan Mental
Setelah memahami sikap-sikap sepele yang dapat merapuhkan mental, penting juga untuk membangun ketahanan mental. Ketahanan mental adalah kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan dan menghadapi tantangan dengan lebih kuat.
Beberapa cara untuk membangun ketahanan mental antara lain:
- Membangun pola pikir positif: Fokus pada hal-hal positif dan belajar mengelola pikiran negatif.
- Menerima perubahan: Belajar beradaptasi dengan perubahan dan melihatnya sebagai peluang untuk berkembang.
- Membangun hubungan yang sehat: Jaga hubungan baik dengan orang-orang terdekat dan cari dukungan saat dibutuhkan.
- Merawat diri sendiri: Istirahat cukup, makan makanan sehat, dan berolahraga teratur.
Dengan memperbaiki sikap-sikap sepele di atas dan membangun ketahanan mental, kita dapat menjaga kesehatan mental dengan lebih baik dan menjalani hidup yang lebih berkualitas. Ingatlah, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jaga keduanya dengan baik.
