Bagi Milenial, Karier Tanpa Makna Itu Membosankan?
|

Bagi Milenial, Karier Tanpa Makna Itu Membosankan?

harmonikita.com – Karier tanpa makna terasa membosankan bagi generasi milenial, sebuah fenomena yang semakin mengemuka di dunia kerja saat ini. Generasi yang tumbuh besar dengan akses informasi tanpa batas dan idealisme yang kuat ini mencari lebih dari sekadar gaji dalam pekerjaan mereka. Mereka mendambakan purpose, dampak positif, dan kontribusi nyata bagi dunia di sekitar mereka.

Mengapa Makna Begitu Penting bagi Milenial dalam Berkarier?

Generasi milenial memiliki pandangan yang berbeda tentang kesuksesan dibandingkan generasi sebelumnya. Bagi mereka, kekayaan materi bukanlah satu-satunya tolok ukur keberhasilan. Mereka lebih tertarik pada pekerjaan yang memberikan rasa pencapaian yang lebih dalam, yang selaras dengan nilai-nilai pribadi mereka, dan yang memungkinkan mereka untuk membuat perbedaan. Beberapa faktor yang melatarbelakangi hal ini antara lain:

Tumbuh di Era Informasi dan Kesadaran Global

Milenial tumbuh di era di mana isu-isu global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan masalah lingkungan menjadi semakin nyata dan mudah diakses informasinya. Hal ini membentuk kesadaran dan kepedulian mereka terhadap isu-isu tersebut, yang kemudian mereka bawa ke dalam ekspektasi mereka terhadap dunia kerja. Mereka ingin pekerjaan mereka menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.

Baca Juga :  Diskon Justru Bikin Miskin? Milenial Wajib Baca!

Pencarian Identitas dan Aktualisasi Diri

Bagi banyak milenial, karier bukan hanya tentang mencari nafkah, tetapi juga tentang menemukan dan mengekspresikan diri. Mereka mencari pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan potensi diri, belajar hal-hal baru, dan merasa tertantang. Pekerjaan yang terasa monoton dan tidak memberikan ruang untuk berkembang seringkali dianggap tidak memuaskan.

Pengaruh Media Sosial dan Perbandingan Sosial

Media sosial memainkan peran yang signifikan dalam membentuk persepsi milenial tentang kehidupan dan karier ideal. Mereka melihat narasi tentang orang-orang yang sukses dan bahagia dalam pekerjaan yang mereka cintai, yang seringkali memicu keinginan untuk memiliki pengalaman serupa. Meskipun perbandingan sosial di media sosial bisa menjadi pedang bermata dua, dalam konteks ini, hal itu mendorong milenial untuk mencari karier yang lebih bermakna.

Baca Juga :  Nggak Cuma Begadang, Strategi Jitu Night Owl Jadi Produktif Maksimal

Dampak Karier Tanpa Makna: Lebih dari Sekadar Rasa Bosan

Ketika milenial merasa karier mereka tidak memiliki makna, dampaknya bisa jauh lebih luas daripada sekadar rasa bosan di tempat kerja. Beberapa konsekuensi yang mungkin timbul antara lain:

Tingkat Keterlibatan dan Produktivitas yang Rendah

Karyawan yang tidak merasa terhubung dengan tujuan pekerjaan mereka cenderung kurang termotivasi dan kurang terlibat. Hal ini secara langsung berdampak pada produktivitas dan kualitas kerja mereka. Mereka mungkin melakukan pekerjaan hanya sebatas kewajiban tanpa adanya inisiatif atau semangat lebih.

Tingginya Tingkat Turnover Karyawan

Milenial dikenal tidak ragu untuk berpindah pekerjaan jika mereka merasa tidak lagi berkembang atau tidak menemukan makna dalam pekerjaan mereka saat ini. Tingkat turnover yang tinggi tentu merugikan perusahaan dalam hal biaya rekrutmen, pelatihan, dan hilangnya pengetahuan institusional. Sebuah studi oleh Gallup menunjukkan bahwa milenial memiliki tingkat turnover tertinggi dibandingkan generasi lainnya.

Baca Juga :  Hidup yang Tak Bermakna? 12 Cara Menjadi Diri Sendiri yang Sesungguhnya

Dampak pada Kesehatan Mental dan Kesejahteraan

Pekerjaan yang tidak memberikan rasa purpose dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Ketika seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka yakini atau tidak memberikan kontribusi positif, hal itu dapat mengikis rasa bahagia dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *