Boreout: Ketika Kerja Jadi Mematikan Semangat

Boreout: Ketika Kerja Jadi Mematikan Semangat (www.freepik.com)

harmonikita.com – Pernahkah kamu merasa hari-hari di kantor terasa begitu panjang dan melelahkan, bukan karena beban kerja yang menumpuk, melainkan karena justru sebaliknya? Kamu duduk di depan komputer, tugas-tugas terasa monoton dan tidak menantang, bahkan mungkin kamu sudah menyelesaikan semuanya jauh lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Jika iya, bisa jadi kamu sedang mengalami boreout, sebuah kondisi psikologis yang sayangnya sering kali luput dari perhatian.

Mengenal Lebih Dalam Fenomena Boreout

Istilah boreout pertama kali diperkenalkan oleh dua psikolog Swiss, Peter Werder dan Philippe Rothlin, dalam buku mereka yang berjudul “Boreout! Overcoming Workplace Demotivation.” Mereka mendefinisikan boreout sebagai kondisi kejenuhan kronis di tempat kerja yang disebabkan oleh kurangnya tantangan, minat, dan makna dalam pekerjaan. Berbeda dengan burnout yang muncul akibat tekanan dan beban kerja berlebih, boreout justru hadir karena ketiadaan stimulasi yang cukup.

Mungkin kamu berpikir, “Enak dong kalau kerjaan santai?” Namun, kenyataannya, boreout bisa berdampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Rasa bosan yang terus-menerus dapat memicu stres, kecemasan, depresi, hingga masalah kesehatan fisik seperti sakit kepala dan gangguan pencernaan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Health Psychology menunjukkan bahwa kurangnya keterlibatan kerja berkorelasi dengan tingkat stres yang lebih tinggi dan kesejahteraan psikologis yang lebih rendah.

Apa Saja Gejala-Gejala Boreout?

Mengenali gejala boreout penting agar kamu bisa mengambil langkah-langkah yang tepat. Beberapa tanda umum yang mungkin kamu rasakan antara lain:

Merasa Bosan dan Tidak Tertarik

Ini adalah inti dari boreout. Kamu merasa pekerjaanmu tidak menarik, monoton, dan tidak memberikan stimulasi intelektual yang cukup. Bahkan, kamu mungkin merasa enggan untuk memulai pekerjaan karena sudah tahu apa yang akan terjadi: lagi-lagi hal yang sama.

Kurangnya Tantangan dalam Pekerjaan

Tugas-tugas yang kamu kerjakan terasa terlalu mudah dan tidak membutuhkan kemampuan atau kreativitasmu yang sebenarnya. Kamu merasa potensi dirimu tidak dimanfaatkan dengan baik.

Merasa Tidak Termotivasi dan Lesu

Semangat untuk bekerja hilang. Kamu merasa sulit untuk fokus dan seringkali menunda-nunda pekerjaan, meskipun sebenarnya pekerjaan itu tidak banyak. Rasa lesu ini bukan hanya fisik, tapi juga mental.

Sikap Sinis dan Negatif Terhadap Pekerjaan

Kamu mulai mempertanyakan nilai dan tujuan dari pekerjaanmu. Perasaan frustrasi dan tidak puas bisa memunculkan sikap sinis terhadap rekan kerja, perusahaan, bahkan karier secara keseluruhan.

Perasaan Bersalah dan Tidak Berguna

Meskipun pekerjaanmu tidak banyak, kamu mungkin merasa bersalah karena tidak produktif atau merasa tidak memberikan kontribusi yang berarti bagi perusahaan. Perasaan ini bisa semakin memperburuk kondisi mentalmu.

Menutupi Kebosanan

Ironisnya, orang yang mengalami boreout seringkali berusaha menutupi kebosanan mereka di tempat kerja. Mereka mungkin terlihat sibuk atau membuat-buat kesibukan agar tidak dicap malas atau tidak kompeten. Hal ini tentu saja menguras energi dan menambah tekanan psikologis.

Mengapa Boreout Bisa Terjadi?

Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami boreout di tempat kerja. Beberapa di antaranya adalah:

Pekerjaan yang Monoton dan Repetitif

Tugas-tugas yang selalu sama dan tidak memberikan ruang untuk inovasi atau pembelajaran baru bisa sangat membosankan dalam jangka panjang.

Kurangnya Tanggung Jawab dan Otonomi

Jika kamu tidak memiliki kendali atas pekerjaanmu atau tidak diberi tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuanmu, kamu bisa merasa tidak dihargai dan tidak termotivasi.

Ketidaksesuaian Antara Keterampilan dan Pekerjaan

Ketika pekerjaan yang kamu lakukan jauh di bawah kemampuanmu, kamu akan merasa tidak tertantang dan akhirnya bosan. Sebaliknya, jika pekerjaan terlalu sulit, bisa menyebabkan burnout.

Budaya Perusahaan yang Kurang Mendukung

Lingkungan kerja yang tidak memberikan kesempatan untuk berkembang, belajar, atau berkontribusi secara signifikan dapat memicu boreout.

Kurangnya Tujuan yang Jelas

Jika kamu tidak memahami bagaimana pekerjaanmu berkontribusi pada tujuan yang lebih besar, kamu mungkin akan merasa pekerjaanmu tidak bermakna dan akhirnya bosan.

Dampak Negatif Boreout yang Perlu Diwaspadai

Jangan anggap remeh boreout. Kondisi ini bisa membawa dampak buruk yang serius, baik bagi individu maupun perusahaan.

Kesehatan Mental yang Menurun

Seperti yang sudah disebutkan, boreout dapat memicu stres kronis, kecemasan, dan depresi. Perasaan tidak berdaya dan tidak bersemangat yang terus-menerus dapat menggerogoti kesehatan mental.

Kesehatan Fisik yang Terganggu

Stres akibat boreout juga bisa bermanifestasi dalam bentuk masalah kesehatan fisik seperti sakit kepala, gangguan tidur, masalah pencernaan, bahkan penurunan sistem kekebalan tubuh.

Penurunan Produktivitas dan Kualitas Kerja

Meskipun kamu mungkin tetap hadir di kantor, boreout akan sangat memengaruhi produktivitas dan kualitas kerjamu. Kamu menjadi kurang fokus, kurang inisiatif, dan cenderung melakukan kesalahan.

Tingkat Absensi yang Tinggi

Karyawan yang mengalami boreout cenderung lebih sering mengambil cuti sakit atau bahkan mangkir kerja karena merasa tidak termotivasi untuk datang ke kantor.

Turnover Karyawan yang Meningkat

Jika boreout tidak ditangani, karyawan yang merasa tidak puas dan tidak berkembang akan mencari pekerjaan lain yang lebih menantang dan memuaskan. Hal ini tentu merugikan perusahaan karena harus mengeluarkan biaya untuk rekrutmen dan pelatihan karyawan baru.

Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan Jika Mengalami Boreout?

Jika kamu merasa sedang mengalami gejala-gejala boreout, jangan khawatir. Ada beberapa langkah yang bisa kamu coba untuk mengatasi kondisi ini:

Identifikasi Akar Masalahnya

Coba renungkan, apa sebenarnya yang membuatmu merasa bosan? Apakah karena tugas yang terlalu monoton, kurangnya tantangan, atau faktor lain? Dengan memahami akar masalahnya, kamu bisa mencari solusi yang lebih tepat.

Bicarakan dengan Atasan

Jangan ragu untuk mengkomunikasikan perasaanmu kepada atasan. Jelaskan bahwa kamu merasa kurang tertantang dan ingin mencari peluang untuk mengembangkan diri atau mengambil tanggung jawab yang lebih besar. Mungkin ada proyek baru atau tugas lain yang bisa kamu kerjakan.

Cari Tantangan di Luar Deskripsi Pekerjaan

Jika memungkinkan, cari cara untuk menambah tantangan dalam pekerjaanmu sendiri. Misalnya, usulkan ide-ide baru, cari cara untuk meningkatkan efisiensi kerja, atau tawarkan diri untuk membantu proyek lain yang lebih menarik.

Kembangkan Diri di Luar Pekerjaan

Jangan biarkan boreout merenggut seluruh semangatmu. Cari kegiatan di luar pekerjaan yang bisa memberikanmu tantangan dan kepuasan, seperti mengikuti kursus online, bergabung dengan komunitas, atau menekuni hobi baru.

Jaga Keseimbangan Hidup

Pastikan kamu memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat, berolahraga, dan melakukan hal-hal yang kamu sukai di luar pekerjaan. Keseimbangan hidup yang baik dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.

Pertimbangkan untuk Mencari Peluang Baru

Jika semua upaya di atas tidak berhasil dan kamu merasa boreout sudah sangat mengganggu kualitas hidupmu, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan mencari pekerjaan baru yang lebih sesuai dengan minat dan kemampuanmu.

Mencegah Boreout: Tanggung Jawab Bersama

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Baik karyawan maupun perusahaan memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya boreout.

Bagi Karyawan:

  • Aktif mencari tantangan: Jangan ragu untuk meminta tugas yang lebih menantang atau menawarkan diri untuk proyek baru.
  • Kembangkan diri secara proaktif: Tingkatkan keterampilan dan pengetahuanmu agar bisa mengambil peran yang lebih kompleks.
  • Komunikasikan kebutuhanmu: Sampaikan kepada atasan jika kamu merasa pekerjaanmu kurang menantang atau tidak sesuai dengan harapanmu.

Bagi Perusahaan:

  • Berikan variasi dalam tugas: Rotasi pekerjaan atau penugasan proyek yang beragam dapat membantu mencegah kebosanan.
  • Tawarkan peluang pengembangan diri: Fasilitasi pelatihan, workshop, atau mentoring untuk meningkatkan keterampilan karyawan.
  • Berikan otonomi dan tanggung jawab: Libatkan karyawan dalam pengambilan keputusan dan berikan mereka tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan mereka.
  • Ciptakan budaya kerja yang positif: Dorong komunikasi terbuka, kolaborasi, dan apresiasi terhadap kontribusi karyawan.

Boreout adalah masalah nyata yang tidak boleh diabaikan. Kebosanan kronis di tempat kerja tidak hanya membuat hari-hari terasa menyiksa, tetapi juga dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik. Dengan mengenali gejala-gejalanya, memahami penyebabnya, dan mengambil langkah-langkah yang tepat, baik individu maupun perusahaan dapat mengatasi dan mencegah fenomena boreout. Ingatlah, pekerjaan seharusnya tidak hanya menjadi sumber penghasilan, tetapi juga wadah untuk berkembang, belajar, dan merasa bersemangat. Jangan biarkan pekerjaanmu menjadi sesuatu yang “mematikan” semangatmu. Cari dan ciptakanlah makna dalam setiap pekerjaan yang kamu lakukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *