Guru Besar vs. Profesor, Apa Perbedaannya?

Guru Besar vs. Profesor, Apa Perbedaannya?

data-sourcepos="3:1-3:394">harmonikita.com – Guru besar adalah sebuah gelar yang identik dengan kecerdasan dan dedikasi tinggi di dunia akademik. Seringkali disandingkan dengan istilah profesor, banyak yang bertanya-tanya, apa sebenarnya perbedaan di antara keduanya? Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan guru besar dan profesor, serta bagaimana sistemnya berlaku di Indonesia, disajikan dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami.

Memahami Konsep Guru Besar di Indonesia

Di Indonesia, istilah ini memiliki makna yang sangat spesifik. Guru besar adalah jabatan fungsional tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang dosen di lingkungan kerja/">perguruan tinggi. Jabatan ini bukanlah gelar akademik seperti sarjana, magister, atau doktor, melainkan sebuah pengakuan atas kompetensi dan kontribusi luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan.

Untuk meraih gelar ini, seorang dosen harus memenuhi berbagai persyaratan yang ketat, mulai dari publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi, pengalaman mengajar yang mumpuni, hingga pengabdian kepada masyarakat. Proses ini membutuhkan waktu, dedikasi, dan kerja keras yang luar biasa.

Baca Juga :  Takson, Cara Ilmuwan Mengklasifikasikan Seluruh Makhluk di Bumi

Lantas, Apa Bedanya dengan Profesor?

Istilah “profesor” sering digunakan secara bergantian dengan “guru besar,” dan dalam banyak konteks, keduanya memang merujuk pada hal yang sama. Profesor adalah sebutan internasional untuk guru besar. Jadi, pada dasarnya, di Indonesia sama dengan profesor di negara lain.

Namun, penting untuk dipahami bahwa di beberapa negara, terdapat perbedaan nuansa penggunaan istilah “profesor.” Misalnya, di beberapa negara Eropa, “profesor” bisa merujuk pada tingkatan jabatan yang berbeda dalam hierarki akademik. Oleh karena itu, dalam konteks Indonesia, penting untuk diingat bahwa guru besar adalah padanan kata profesor.

Sistem Pengangkatan Guru Besar di Indonesia

Proses pengangkatannya di Indonesia diatur secara ketat oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Ada beberapa tahapan yang harus dilalui seorang dosen untuk meraih jabatan ini:

  • Memenuhi Syarat Administratif: Dosen harus memenuhi persyaratan administrasi, seperti memiliki gelar doktor, pengalaman mengajar minimal 10 tahun, dan publikasi ilmiah yang mencukupi.
  • Penilaian Kinerja: Kinerja dosen akan dinilai berdasarkan berbagai aspek, termasuk kualitas pengajaran, penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.
  • Proses di Perguruan Tinggi: Perguruan tinggi akan melakukan penilaian internal terhadap calon.
  • Penilaian di Tingkat Kementerian: Berkas calon akan diajukan ke Kemendikbudristek untuk penilaian lebih lanjut.
  • Pengangkatan: Jika memenuhi semua persyaratan, Kemendikbudristek akan menerbitkan surat keputusan pengangkatannya.
Baca Juga :  Prestasi Jadi Beban? Tekanan Sekolah Juga Bikin Anak SD Bisa Stres

Proses ini memastikan bahwa hanya dosen yang benar-benar berkualitas dan produktif-tanpa-henti-waspada-gejala-high-functioning-anxiety/">berdedikasi tinggi yang dapat meraih jabatan guru besar.

Peran dan Tanggung Jawab Guru Besar

Sebagai jabatan akademik tertinggi, memiliki peran dan tanggung jawab yang besar, antara lain:

  • Pengajaran dan Pembimbingan: Diharapkan dapat memberikan pengajaran yang berkualitas tinggi dan membimbing mahasiswa, khususnya mahasiswa pascasarjana dan doktor.
  • Penelitian dan Publikasi: Dituntut untuk aktif melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal ilmiah bereputasi.
  • Pengabdian kepada Masyarakat: Diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui kegiatan pengabdian dan penerapan ilmu pengetahuan.
  • Pengembangan Ilmu Pengetahuan: Guru besar berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian, publikasi, dan pembinaan generasi penerus.
Baca Juga :  Hirarki Referensi: Dari Wikipedia Hingga Jurnal Ilmiah, Mana yang Terpercaya?

Mengapa Gelar Guru Besar Begitu Penting?

Gelar ini bukan hanya sekadar jabatan, tetapi juga sebuah pengakuan atas kontribusi signifikan dalam dunia akademik. Gelar ini membawa prestise dan tanggung jawab yang besar. Bagi seorang dosen, meraih gelar guru besar adalah puncak karier akademik. Bagi perguruan tinggi, keberadaannya yang berkualitas dapat meningkatkan reputasi dan kualitas pendidikan. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif melalui ilmu pengetahuan dan pengabdian.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *