Gara-Gara Terlalu Digital, Gen Z Lupa Skill Penting Ini!

Gara-Gara Terlalu Digital, Gen Z Lupa Skill Penting Ini! (www.freepik.com)

harmonikita.com – Keterampilan hidup jadul yang kini dianggap aneh oleh Gen Z ternyata menyimpan segudang manfaat yang mungkin belum banyak disadari. Di era serba digital dan instan ini, beberapa keahlian yang dulunya dianggap biasa justru terlihat asing bagi generasi muda. Padahal, di balik kesan “kuno” tersebut, tersimpan potensi untuk meningkatkan kemandirian, kreativitas, bahkan koneksi sosial yang lebih dalam. Yuk, kita intip 7 keterampilan atau skill hidup jadul yang mungkin dianggap “aneh” oleh Gen Z, tapi sebenarnya masih relevan dan berguna banget di zaman sekarang!

Menulis Surat Tangan: Lebih dari Sekadar Nostalgia

Di tengah gempuran email, pesan instan, dan media sosial, menulis surat tangan mungkin terasa seperti kegiatan yang membuang-buang waktu. Gen Z mungkin lebih memilih mengetik pesan singkat daripada bersusah payah menggunakan skill menulis di atas kertas. Namun, tahukah kamu? Surat tangan memiliki kekuatan emosional yang tak tertandingi.

Bayangkan betapa senangnya menerima surat tulisan tangan dari seseorang yang kamu sayangi. Ada sentuhan personal, waktu dan usaha yang dicurahkan, yang membuat pesan tersebut terasa lebih istimewa dan berkesan. Selain itu, menulis surat tangan juga melatih kemampuan merangkai kata dan menuangkan pikiran secara lebih terstruktur. Ini bisa menjadi alternatif yang menyegarkan untuk menyampaikan perasaan atau pikiran yang lebih mendalam, yang mungkin sulit diungkapkan melalui pesan digital yang serba cepat.

Membaca Jam Analog: Melatih Otak dan Intuisi Waktu

Dengan jam digital yang terpampang di mana-mana, mulai dari ponsel hingga laptop, membaca jam analog mungkin terasa seperti teka-teki rumit bagi sebagian Gen Z. Mereka terbiasa melihat angka-angka yang langsung menunjukkan waktu. Namun, kemampuan membaca jam analog sebenarnya melatih otak dalam memahami konsep waktu secara visual dan spasial.

Melihat pergerakan jarum jam membantu kita mengembangkan intuisi tentang durasi dan interval waktu. Ini juga melatih kemampuan kita dalam memecahkan masalah sederhana dan meningkatkan pemahaman tentang bagaimana waktu bekerja. Selain itu, di saat baterai perangkat digital habis, jam analog tetap bisa menjadi andalan untuk mengetahui waktu. Bukankah lebih keren bisa membaca jam tangan klasik daripada hanya mengandalkan layar ponsel?

Menjahit dan Merajut Pakaian: Ekspresi Diri dan Hemat Budget

Melihat seseorang dengan skill menjahit atau merajut mungkin dengan nenek atau kegiatan di masa lalu bagi sebagian Gen Z. Mereka mungkin lebih memilih membeli pakaian baru daripada repot-repot memperbaiki atau membuat sendiri. Padahal, keterampilan menjahit dan merajut menawarkan lebih dari sekadar menambal pakaian robek.

Menjahit dan merajut adalah bentuk ekspresi diri yang kreatif. Kamu bisa menciptakan pakaian atau aksesori unik sesuai dengan gaya dan kepribadianmu. Selain itu, kemampuan ini juga sangat berguna untuk memperbaiki pakaian yang rusak, sehingga kamu tidak perlu langsung membuangnya dan bisa menghemat pengeluaran. Di era slow fashion yang semakin populer, memiliki keterampilan ini bisa menjadi langkah awal untuk hidup lebih berkelanjutan dan mengurangi limbah tekstil.

Memasak dengan Resep Tradisional: Menghubungkan Generasi dan Menjaga Kesehatan

Generasi Z mungkin lebih familiar dengan resep-resep instan atau tutorial memasak cepat di internet. Memasak dengan resep tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi mungkin dianggap terlalu rumit dan memakan waktu. Namun, ada kehangatan dan nilai budaya yang terkandung dalam resep-resep tersebut.

Memasak dengan resep tradisional adalah cara untuk terhubung dengan akar budaya dan sejarah keluarga kita. Kita bisa belajar tentang bahan-bahan lokal, teknik memasak kuno, dan cerita di balik setiap hidangan. Selain itu, resep tradisional seringkali menggunakan bahan-bahan segar dan alami, yang tentu saja lebih sehat daripada makanan cepat saji atau makanan olahan. Dengan menguasai keterampilan ini, kita tidak hanya bisa menikmati makanan lezat, tapi juga menjaga kesehatan dan melestarikan warisan kuliner.

Mengelola Keuangan dengan Catatan Manual: Lebih Sadar dan Terkontrol

Di era aplikasi keuangan dan e-wallet, mencatat pengeluaran dan pemasukan secara manual di buku catatan mungkin terlihat sangat ketinggalan zaman bagi Gen Z. Mereka terbiasa dengan kemudahan transaksi digital dan laporan keuangan otomatis. Namun, ada manfaat tersendiri dari mencatat keuangan secara manual.

Dengan menuliskan setiap transaksi, kita menjadi lebih sadar ke mana uang kita pergi. Proses ini memaksa kita untuk berpikir lebih hati-hati sebelum mengeluarkan uang dan membantu kita mengidentifikasi pola pengeluaran yang kurang efektif. Meskipun terkesan ribet, metode ini justru bisa memberikan kontrol yang lebih besar terhadap keuangan kita dan membantu kita mencapai tujuan finansial jangka panjang. Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang secara aktif mencatat pengeluaran cenderung lebih hemat dan memiliki pengelolaan keuangan yang lebih baik.

Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Secara Mandiri: Mandiri dan Mengurangi Ketergantungan

Ketika ada peralatan rumah tangga yang rusak, generasi Z mungkin langsung mencari tutorial di YouTube atau memanggil teknisi. Memperbaiki sendiri mungkin dianggap terlalu sulit atau berisiko. Padahal, memiliki keterampilan dasar dalam memperbaiki peralatan rumah tangga bisa sangat berguna dan menghemat pengeluaran.

Mulai dari mengganti bohlam lampu, memperbaiki keran bocor, hingga mengatasi masalah kecil pada perangkat elektronik, kemampuan ini akan membuatmu lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Selain itu, dengan memperbaiki sendiri, kita juga turut berkontribusi dalam mengurangi limbah elektronik dan mendukung gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Ada kepuasan tersendiri ketika kita berhasil mengatasi masalah sendiri tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.

Berkebun dan Menanam Sendiri Bahan Makanan: Lebih Sehat dan Dekat dengan Alam

Di tengah kesibukan hidup di perkotaan, berkebun dan menanam sendiri bahan makanan mungkin terasa seperti kegiatan yang hanya dilakukan oleh generasi sebelumnya. Generasi Z mungkin lebih memilih membeli sayuran dan buah-buahan di supermarket. Namun, menanam sendiri makanan memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan maupun lingkungan.

Dengan berkebun, kita bisa menikmati hasil panen yang segar, organik, dan bebas pestisida. Ini tentu saja lebih sehat daripada produk yang diproduksi secara massal dan mungkin mengandung bahan kimia berbahaya. Selain itu, berkebun juga merupakan kegiatan yang menenangkan dan menghubungkan kita dengan alam. Ini bisa menjadi cara yang efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Tren urban farming yang semakin populer menunjukkan bahwa minat terhadap kegiatan ini sebenarnya masih ada, hanya saja mungkin perlu dikemas dengan cara yang lebih menarik bagi generasi muda.

Meskipun terlihat “aneh” di mata Gen Z, keterampilan hidup atau skill jadul ini sebenarnya masih sangat relevan dan menawarkan berbagai manfaat di era modern. Mulai dari meningkatkan koneksi emosional, melatih otak, mengembangkan kreativitas, hingga meningkatkan kemandirian dan kesadaran finansial, keterampilan-keterampilan ini patut untuk dipelajari dan dilestarikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *