Macrame, Dari Simpul Kuno Hingga Tren Kekinian
data-sourcepos="3:1-3:314">harmonikita.com – Macrame adalah seni kerajinan simpul-menyimpul tali yang menghasilkan berbagai bentuk dan fungsi, dari hiasan dinding hingga aksesoris fesyen. Seni ini telah melalui perjalanan panjang dan menarik, beradaptasi dengan zaman dan budaya yang berbeda. Mari kita telusuri sejarah dan evolusi macrame, dari masa ke masa.
Asal-Usul dan Perkembangan Awal Macrame
Sejarahnya diperkirakan berawal pada abad ke-13, berkembang di kalangan para penenun Arab. Kata “macrame” sendiri berasal dari bahasa Arab “miqramah” (مِقْرَمة), yang berarti “handuk bergaris,” “rumbai ornamental,” atau “kerudung bersulam.” Para penenun ini menggunakan simpul untuk merapikan ujung kain tenunan, menciptakan hiasan pinggiran yang indah.
Namun, jauh sebelum istilah ini muncul, teknik simpul-menyimpul tali telah dipraktikkan oleh berbagai peradaban kuno. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa manusia purba telah menggunakan simpul untuk berbagai keperluan, seperti membuat jaring ikan, perangkap hewan, dan pakaian. Teknik ini kemudian berkembang menjadi bentuk seni di berbagai budaya, termasuk Persia dan Babilonia.
Macrame di Eropa: Dari Pelaut hingga Bangsawan
Seni ini kemudian menyebar ke Eropa melalui jalur perdagangan dan pelayaran. Para pelaut Moor membawa teknik ini ke Spanyol pada abad ke-15, dan kemudian menyebar ke Italia pada abad ke-16. Para pelaut menggunakannya untuk mengisi waktu luang di lautan, menciptakan berbagai benda fungsional seperti tempat tidur gantung (hammock) dan hiasan tali kapal.
Popularitasnya mencapai puncaknya di era Victoria (abad ke-19) di Inggris. Ratu Victoria sendiri dikabarkan gemar macrame, sehingga seni ini menjadi pensiun-santai-8-cara-cerdas-raih-pasif-income-2025/">hobi populer di kalangan bangsawan dan masyarakat umum. Buku-buku panduan mulai diterbitkan, seperti “Sylvia’s Book of Macrame” (1882), yang semakin mempopulerkan teknik ini.
Kebangkitan Kembali di Era Modern
Setelah sempat meredup popularitasnya, kembali bangkit di era 1970-an. Pada masa ini, identik dengan gerakan hippie dan gaya bohemian. Simpul-simpulnya menghiasi berbagai aksesori fesyen, seperti kalung, gelang, dan ikat pinggang, serta dekorasi rumah, seperti gantungan pot dan hiasan dinding.
Tren di era 70-an ini menandai pergeseran dalam penggunaannya. Jika sebelumnya lebih banyak digunakan untuk benda fungsional, kini lebih diapresiasi sebagai bentuk seni dan ekspresi diri. Penggunaan bahan-bahan alami, seperti tali katun dan rami, semakin memperkuat kesan natural dan organik yang diusung oleh macrame.
Macrame di Era Digital: Inovasi dan Kreativitas Tanpa Batas
Di era digital saat ini, ini kembali mengalami kebangkitan yang lebih besar lagi. Platform media sosial seperti Instagram dan Pinterest menjadi wadah bagi para seniman macrame untuk memamerkan karya-karya mereka dan berbagi tutorial. Hal ini memicu munculnya komunitas yang solid dan saling mendukung.
Teknologi digital juga memungkinkan inovasi dalam teknik dan desainnya. Muncul berbagai pola dan simpul baru yang lebih kompleks dan artistik. Penggunaan bahan-bahan yang lebih beragam, seperti benang wol, tali kulit, dan bahkan kawat, juga semakin memperkaya kreasi macrame.
Macrame Sebagai Bagian dari Gaya Hidup Berkelanjutan
Salah satu tren terkini dalam dunia macrame adalah penekanan pada keberlanjutan. Banyak seniman yang menggunakan bahan-bahan daur ulang atau bahan alami yang ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Juga semakin populer sebagai bagian dari hidup/">gaya hidup minimalis dan slow living. Proses pembuatannya yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian dapat menjadi aktivitas meditatif yang menenangkan pikiran. Hasil karyayang unik dan personal juga dapat memberikan sentuhan hangat dan alami pada dekorasi rumah.