Milenial Bukan Miskin, Cuma Ogah Konsumsi Bodoh!
harmonikita.com – Generasi milenial, sering dianggap sebagai motor penggerak tren dan konsumsi, ternyata punya preferensi unik yang membuat sejumlah produk dan layanan justru kurang diminati. Bukan semata-mata soal isi dompet, ada faktor psikologis mendalam yang membentuk keputusan mereka. Mari kita telaah lebih lanjut mengapa generasi yang tumbuh di era digital ini punya pandangan berbeda terhadap konsumsi.
Lebih dari Sekadar Harga: Pergeseran Nilai di Kalangan Milenial
Milenial tumbuh di tengah krisis ekonomi global dan perkembangan teknologi pesat. Pengalaman ini membentuk pandangan mereka tentang nilai dan prioritas. Mereka cenderung lebih menghargai pengalaman, otentisitas, dan dampak sosial dibandingkan sekadar kepemilikan materi. Sebuah survei yang dilakukan oleh Deloitte pada tahun 2023 menunjukkan bahwa isu-isu seperti perubahan iklim, kesenjangan ekonomi, dan kesehatan mental menjadi perhatian utama bagi generasi ini. Hal ini secara langsung memengaruhi bagaimana mereka memandang sebuah produk atau layanan.
Mengapa Mobil Pribadi Mulai Ditinggalkan?
Dulu, memiliki mobil pribadi adalah simbol status. Namun, bagi banyak milenial, mobil justru menjadi beban. Biaya perawatan, asuransi, parkir, dan potensi kemacetan membuat kepraktisan memiliki mobil dipertanyakan, terutama di perkotaan. Mereka lebih memilih solusi mobilitas yang fleksibel dan berkelanjutan seperti transportasi umum, layanan ride-sharing, atau bahkan bersepeda dan berjalan kaki. Selain alasan ekonomi dan kepraktisan, ada juga kesadaran lingkungan yang lebih tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan transportasi umum di kota-kota besar dalam beberapa tahun terakhir, mengindikasikan pergeseran preferensi ini.
Televisi Konvensional: Layar yang Semakin Jarang Dilirik
Di era streaming dan konten on-demand, televisi konvensional dengan jadwal siaran yang kaku terasa kurang relevan bagi milenial. Mereka lebih memilih fleksibilitas untuk menonton apa yang mereka inginkan, kapan pun dan di mana pun mereka mau, melalui platform seperti Netflix, YouTube, atau Disney+. Kemudahan akses dan beragamnya pilihan konten membuat televisi tradisional semakin ditinggalkan. Riset dari Nielsen menunjukkan penurunan signifikan dalam jumlah jam menonton televisi linear di kalangan usia muda dalam beberapa tahun terakhir.
Barang-Barang Mewah yang “Terlalu Mencolok”: Sebuah Penolakan terhadap Konsumerisme Berlebihan
Meskipun tidak semua milenial anti terhadap barang mewah, ada kecenderungan untuk menghindari produk-produk dengan logo besar atau desain yang terlalu mencolok. Mereka lebih menghargai kualitas, fungsi, dan desain yang subtle daripada pamer kekayaan. Fenomena quiet luxury yang sempat viral menunjukkan adanya pergeseran nilai ini. Mereka mencari produk yang merefleksikan kepribadian dan nilai-nilai mereka, bukan sekadar status sosial.
Mengapa Produk yang Tidak Ramah Lingkungan Semakin Dihindari?
Isu keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan sangat penting bagi generasi milenial. Mereka cenderung menghindari produk yang dianggap merusak lingkungan, mulai dari kemasan plastik berlebihan hingga proses produksi yang tidak etis. Mereka lebih memilih produk dengan label eco-friendly, sustainable, atau cruelty-free. Survei dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa milenial bersedia membayar lebih untuk produk yang memiliki dampak lingkungan minimal. Kesadaran ini mendorong perusahaan untuk berinovasi dan menawarkan produk yang lebih bertanggung jawab.