Gaya Pernikahan Lama yang Terlihat Konyol Menurut Gen-Z

Gaya Pernikahan Lama yang Terlihat Konyol Menurut Gen-Z

Namun, Gen-Z lebih memilih untuk membuat keputusan pernikahan berdasarkan keinginan pribadi mereka. Mereka menginginkan pasangan yang dipilih dengan hati, bukan karena dorongan eksternal. Bagi generasi ini, pernikahan adalah perjalanan pribadi dan bukan sekadar formalitas yang harus disetujui oleh keluarga besar atau masyarakat.

5. Kewajiban Peran Istri yang Serba Mengurus Rumah Tangga

Bagi banyak wanita generasi lama, peran dalam pernikahan sering kali terbatas pada mengurus rumah tangga dan mengurus keluarga. Meskipun hal ini masih berlaku di beberapa tempat, Gen-Z melihatnya sebagai pembatasan yang tidak adil. Mereka beranggapan bahwa dalam sebuah pernikahan, kedua belah pihak harus memiliki tanggung jawab yang seimbang dalam mengurus rumah tangga, pekerjaan, dan peran keluarga.

Baca Juga :  7 Ekspektasi Toxic yang Harus Dihindari Orang Tua terhadap Anak Dewasa

Tradisi ini terlihat semakin konyol karena banyak pasangan Gen-Z yang saling berbagi tugas dan tidak melihat pekerjaan rumah sebagai beban bagi satu pihak saja. Menurut mereka, pernikahan adalah tentang berbagi beban hidup, bukan sekadar berbagi tanggung jawab domestik yang telah ditentukan oleh norma sosial.

6. Ide Pernikahan Sebagai Suatu Tujuan, Bukan Proses

Bagi banyak orang dari generasi lama, pernikahan sering kali dipandang sebagai pencapaian atau tujuan hidup yang harus dicapai pada suatu titik tertentu. Di sisi lain, Gen-Z lebih cenderung melihat pernikahan sebagai bagian dari perjalanan hidup yang lebih besar, bukan sekadar titik akhir yang harus dicapai. Mereka menganggap pernikahan sebagai perjalanan yang berkelanjutan, penuh pembelajaran dan pertumbuhan bersama pasangan, daripada sesuatu yang harus dicapai untuk memenuhi ekspektasi sosial.

Baca Juga :  Stop Ucapkan Ini! 7 Frasa yang Bikin Kencan Pertama Berantakan

Pernikahan bukan lagi hanya soal “harus” terjadi pada usia tertentu, melainkan lebih kepada apakah dua individu siap untuk saling berkembang dan mendukung satu sama lain dalam jangka panjang.

Menyongsong Masa Depan Pernikahan yang Lebih Fleksibel dan Terbuka

Pernikahan versi generasi lama memang tidak dapat disangkal memiliki nilai-nilai yang penting bagi sebagian orang. Namun, dalam dunia yang semakin maju dan berubah, banyak tradisi yang harus diperbaharui agar sesuai dengan perkembangan zaman. Gen-Z menunjukkan bahwa pernikahan tidak perlu terjebak dalam norma-norma lama yang ketinggalan zaman, melainkan bisa lebih fleksibel, setara, dan relevan dengan kebutuhan serta kenyamanan pasangan masa kini.

Dengan semakin terbukanya cara pandang terhadap pernikahan, mungkin akan ada lebih banyak pasangan muda yang merasa bebas untuk merayakan pernikahan sesuai dengan nilai-nilai mereka sendiri, tanpa tekanan dari tradisi yang sudah tidak sesuai lagi. Tentunya, pernikahan yang lebih inklusif dan tidak terbatas pada satu model pun akan membuka ruang bagi berbagai definisi cinta dan ikatan yang lebih beragam.

Baca Juga :  Stop Rencanakan Kencan Sempurna! Momen Romantis Justru Muncul dari Hal Tak Terduga

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *