7 Tanda Dia Tidak Siap Berkomitmen, Wanita Wajib Tahu!
6. Selalu Punya Alasan yang Terdengar Meyakinkan, Tapi Tanpa Solusi
Saat kamu mencoba berbicara tentang masa depan hubungan atau mengapa dia belum siap berkomitmen, dia mungkin akan memberikan segudang alasan yang terdengar masuk akal: “Aku lagi fokus sama karier,” “Aku baru saja melewati masa sulit,” “Aku masih belum pulih dari sakit hati di masa lalu,” “Aku belum siap secara finansial,” atau “Ini bukan waktu yang tepat.”
Alasan-alasan ini bisa jadi valid. Memang benar bahwa seseorang perlu siap secara mental, emosional, dan bahkan finansial untuk sebuah komitmen serius seperti pernikahan. Namun, perbedaan antara alasan yang tulus dan alasan yang hanya menghindar adalah ada atau tidaknya upaya untuk mengatasi hambatan tersebut bersamamu atau setidaknya, memberikan linimasa yang jelas.
Jika dia benar-benar ingin bersamamu dan berkomitmen di masa depan, dia akan membicarakan ketidaksiapannya dengan jujur, menjelaskan apa hambatannya, dan mungkin bahkan mengajakmu mencari solusi bersama. Contohnya, “Aku memang belum stabil finansial untuk memikirkan pernikahan sekarang, tapi aku sedang giat menabung dan punya target sekian tahun lagi, dan aku ingin kamu ada di sisiku saat itu”.
Alasan yang hanya menghindar tidak akan disertai dengan rencana, usaha perbaikan diri, atau keinginan untuk melibatkanmu dalam prosesnya. Itu hanya cara halus untuk mengatakan, “Aku belum siap, dan aku tidak tahu kapan atau apakah aku akan siap—terutama denganmu.”
7. Menghindari Menyelesaikan Masalah Bersama atau Menghadapi Konflik
Setiap hubungan pasti memiliki tantangan dan konflik. Kemampuan untuk menghadapi masalah, berkomunikasi saat ada perbedaan pendapat, dan mencari solusi bersama adalah pondasi penting dari sebuah komitmen jangka panjang. Ini menunjukkan kemauan untuk bekerja sebagai tim, melewati masa-masa sulit, dan tumbuh bersama.
Seseorang yang tidak siap berkomitmen seringkali menghindari konflik atau diskusi yang sulit. Saat ada masalah, mereka mungkin akan menarik diri, menjadi defensif, menyalahkan, atau bahkan menghilang (kembali ke poin komunikasi tidak konsisten). Mereka tidak memiliki kesabaran atau kemauan untuk duduk bersama, mendengarkan keluh kesahmu, mengakui kesalahan jika perlu, dan mencari jalan tengah.
Menghindari konflik menunjukkan ketidak dewasaan emosional dan ketidak siapannya untuk menghadapi realitas hubungan yang tidak selalu mulus. Komitmen berarti memilih untuk tetap bersama dan berjuang untuk hubungan itu, bahkan ketika keadaan sulit. Jika dia lari setiap kali ada masalah kecil, bagaimana dia akan menghadapi tantangan hidup yang lebih besar bersamamu di masa depan? Keengganan ini adalah sinyal kuat bahwa dia belum siap untuk ‘bertarung’ bersama demi kelangsungan hubungan.
Mengapa Seseorang Belum Siap Berkomitmen? Bukan Selalu Tentang Kamu
Setelah membaca tanda-tanda ini, wajar jika kamu bertanya-tanya, “Mengapa dia begitu? Apakah ada yang salah denganku?” Penting untuk diingat bahwa ketidak siapannya untuk berkomitmen jarang sekali sepenuhnya tentang dirimu. Seringkali, ini lebih berkaitan dengan kondisi internal dirinya, pengalaman masa lalu, atau tahap hidup yang sedang dia jalani.
Beberapa alasan umum mengapa seseorang belum siap berkomitmen meliputi:
- Ketakutan akan Kehilangan Kebebasan: Komitmen seringkali dianggap membatasi. Bagi sebagian orang, ide untuk hanya bersama satu orang selamanya terasa menakutkan dan membelenggu.
- Trauma Masa Lalu: Pengalaman buruk dalam hubungan sebelumnya (perselingkuhan, perpisahan yang menyakitkan) bisa membuat seseorang enggan untuk kembali membuka hati dan percaya sepenuhnya.
- Fokus pada Diri Sendiri: Saat ini, dia mungkin sedang sangat fokus pada karier, pendidikan, atau tujuan pribadi lainnya, dan merasa tidak punya ruang atau energi untuk menginvestasikan dalam sebuah komitmen serius.
- Belum Menemukan “Orang yang Tepat” (Bagi Mereka): Sekeras apa pun ini terdengar, terkadang seseorang tahu bahwa kamu adalah orang yang baik, menyenangkan, dan kompatibel, tapi di lubuk hati terdalam, mereka tahu kamu bukan “orang yang tepat” yang mereka cari untuk menghabiskan sisa hidup bersama. Mereka mungkin menikmati kebersamaanmu, tetapi tidak melihatmu dalam gambaran masa depan jangka panjang mereka.
- Ketidak Dewasaan Emosional: Beberapa orang belum memiliki kematangan emosional yang dibutuhkan untuk sebuah komitmen. Mereka mungkin belum bisa mengelola emosi dengan baik, bertanggung jawab atas tindakan mereka, atau berpikir jangka panjang.
Memahami alasan di balik ketidak siapannya bisa memberimu perspektif, namun penting untuk tidak menggunakannya sebagai pembenaran untuk terus bertahan dalam situasi yang tidak memenuhi kebutuhanmu. Alasan dia belum siap tidak mengubah fakta bahwa kamu membutuhkan komitmen.