Ciri-ciri Teman yang Hanya Ngambil Tanpa Mau Memberi
harmonikita.com – Dalam jalinan interaksi sosial sehari-hari, kita tentu berharap adanya keseimbangan. Hubungan yang sehat dan memuaskan umumnya ditandai dengan adanya timbal balik, saling memberi dan menerima. Namun, pernahkah Anda merasa ada seseorang di sekitar Anda yang selalu mengambil, namun jarang sekali atau bahkan tidak pernah memberikan kontribusi yang setara? Fenomena ini mungkin lebih umum dari yang kita sadari, dan penting untuk kita pahami karakteristik orang-orang yang cenderung hanya menerima tanpa memberi. Mengenali ciri-ciri ini tidak hanya membantu kita dalam membangun batasan yang sehat, tetapi juga merefleksikan diri, jangan-jangan tanpa sadar kita pun memiliki kecenderungan serupa.
Mari kita telaah lebih dalam lima karakteristik utama yang seringkali melekat pada individu yang lebih suka menerima daripada memberi dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pertemanan, hubungan asmara, hingga lingkungan kerja. Memahami pola perilaku ini adalah langkah awal untuk menciptakan interaksi yang lebih adil dan memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.
1. Sang Ahli Meminta Bantuan Namun Sulit Dimintai Tolong
Salah satu ciri paling mencolok dari orang yang cenderung hanya menerima adalah kemampuannya dalam meminta bantuan. Mereka tidak ragu untuk datang kepada Anda ketika membutuhkan sesuatu, entah itu pinjaman uang, bantuan tugas, dukungan emosional, atau sekadar waktu dan perhatian. Namun, situasinya akan sangat berbeda ketika Anda atau orang lain yang membutuhkan uluran tangan mereka. Tiba-tiba, ada seribu satu alasan yang membuat mereka tidak dapat membantu. Mulai dari jadwal yang padat, kondisi yang tidak memungkinkan, hingga alasan-alasan samar yang sulit untuk diverifikasi. Pola ini menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan, di mana satu pihak terus-menerus menjadi pihak yang memberi, sementara pihak lain hanya menjadi penerima pasif.
Fenomena ini seringkali diperkuat oleh kemampuan mereka dalam membangun narasi yang membuat permintaan bantuan mereka terasa mendesak dan penting, sementara kebutuhan orang lain terasa kurang signifikan. Mereka bisa sangat persuasif dalam meyakinkan Anda untuk membantu, namun kurang memiliki empati atau kesadaran akan kebutuhan orang lain. Jika Anda sering merasa menjadi satu-satunya pihak yang berinvestasi dalam membantu orang ini tanpa pernah menerima timbal balik yang setara, kemungkinan besar Anda sedang berinteraksi dengan tipe orang yang hanya menerima.
2. Kurang Inisiatif dalam Memberikan Kontribusi
Dalam sebuah tim, kelompok pertemanan, atau bahkan dalam hubungan keluarga, setiap individu diharapkan untuk memberikan kontribusi sesuai dengan kapasitasnya. Namun, orang yang cenderung hanya menerima biasanya menunjukkan kurangnya inisiatif untuk berkontribusi. Mereka cenderung menunggu untuk diminta atau bahkan mengharapkan orang lain untuk mengambil alih tanggung jawab. Dalam lingkungan kerja, mereka mungkin menghindari tugas-tugas tambahan atau mencari celah untuk tidak terlibat lebih jauh dari deskripsi pekerjaan minimal mereka. Dalam pertemanan, mereka mungkin selalu menjadi pihak yang diajak dan jarang sekali memiliki ide atau inisiatif untuk merencanakan kegiatan bersama.
Kurangnya inisiatif ini bukan berarti mereka tidak mampu berkontribusi, tetapi lebih kepada preferensi untuk berada dalam posisi menerima manfaat tanpa perlu mengeluarkan usaha yang sepadan. Mereka mungkin merasa nyaman dengan status quo di mana orang lain mengambil peran aktif, sementara mereka menikmati hasilnya. Sikap pasif ini lambat laun dapat menimbulkan rasa frustrasi dan ketidakadilan bagi orang-orang di sekitar mereka yang merasa harus selalu mengambil inisiatif dan menanggung beban lebih.