10 Kebiasaan Aneh yang Bikin Susah Dapat Kerja di Era Digital
5. Tidak Membangun Networking Secara Online
Networking bukan hanya penting di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Banyak pencari kerja yang kurang memanfaatkan platform online untuk membangun jaringan profesional.
Mengapa ini penting? Networking online bisa membuka peluang kerja yang tidak terduga. Kita bisa mendapatkan informasi lowongan kerja dari orang dalam, mendapatkan rekomendasi, atau bahkan mendapatkan tawaran kerja secara langsung.
Solusinya: Aktif di LinkedIn, ikuti grup profesional di Facebook atau platform lainnya, dan berinteraksi dengan orang-orang di industri yang kita minati. Jangan ragu untuk memulai percakapan atau meminta saran.
6. Terlalu Bergantung pada Template Resume
Meskipun template resume bisa membantu, terlalu bergantung padanya bisa membuat resume kita terlihat generik dan kurang menonjol.
Mengapa ini penting? Rekruter menerima ratusan bahkan ribuan resume setiap harinya. Jika resume kita tidak unik dan tidak relevan dengan posisi yang dilamar, kemungkinan besar akan diabaikan.
Solusinya: Sesuaikan resume dengan setiap lowongan yang dilamar. Tulis ringkasan diri yang menarik dan fokus pada skill dan pengalaman yang relevan dengan posisi tersebut. Gunakan kata kunci yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan.
7. Mengabaikan Personal Branding
Di era digital, personal branding sangat penting. Ini adalah cara kita mempresentasikan diri kita secara online dan membedakan diri kita dari kandidat lain.
Mengapa ini penting? Personal branding yang kuat akan membuat kita lebih mudah diingat oleh rekruter dan memberikan kesan profesional.
Solusinya: Bangun personal branding dengan cara membuat konten yang relevan di media sosial, aktif berpartisipasi di komunitas online, atau membuat website portofolio.
8. Kurang Memahami Budaya Perusahaan Secara Online
Sebelum melamar pekerjaan, penting untuk memahami budaya perusahaan. Di era digital, informasi ini bisa didapatkan dengan mudah melalui website perusahaan, media sosial, atau review karyawan di platform online.
Mengapa ini penting? Memahami budaya perusahaan akan membantu kita menentukan apakah kita cocok dengan lingkungan kerja tersebut. Hal ini juga akan membantu kita mempersiapkan diri untuk wawancara.
Solusinya: Telusuri website dan media sosial perusahaan. Baca review karyawan di platform online. Perhatikan nilai-nilai yang diusung perusahaan dan bagaimana mereka berkomunikasi dengan publik.
9. Tidak Memanfaatkan Platform Freelance
Bagi fresh graduate atau yang ingin menambah pengalaman, platform freelance bisa menjadi solusi yang baik.
Mengapa ini penting? Dengan bekerja freelance, kita bisa membangun portofolio, meningkatkan skill, dan mendapatkan pengalaman kerja yang berharga. Hal ini akan meningkatkan daya saing kita di pasar kerja.
Solusinya: Daftarkan diri di platform freelance seperti Upwork, Fiverr, atau Sribulancer. Cari proyek yang sesuai dengan skill dan minat kita.
10. Mudah Menyerah dan Tidak Konsisten
Mencari pekerjaan di era digital memang membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Banyak yang mudah menyerah setelah beberapa kali ditolak.
Mengapa ini penting? Proses mencari kerja bisa memakan waktu. Jika kita mudah menyerah, kita akan kehilangan banyak peluang.
Solusinya: Tetaplah optimis dan konsisten. Teruslah belajar dan mengembangkan diri. Jadikan setiap penolakan sebagai pelajaran untuk menjadi lebih baik.
Dengan menghindari 10 kebiasaan di luar nalar ini, kita bisa meningkatkan peluang kita untuk sukses di pasar kerja digital. Ingatlah, era digital menawarkan banyak peluang, asalkan kita mau beradaptasi dan memanfaatkan teknologi dengan bijak. Teruslah berjuang dan jangan pernah menyerah!