Gen Z Dicap Malas? Ternyata Ini Alasan Mereka Ogah Lembur

Gen Z Dicap Malas? Ternyata Ini Alasan Mereka Ogah Lembur

Bukan Berarti Tidak Mau Bekerja Keras, Tapi Bekerja Cerdas

Penting untuk ditekankan, “ogah lembur” tidak sama dengan “ogah bekerja keras”. Gen Z bersedia bekerja keras, bahkan sangat keras, untuk proyek atau tujuan yang mereka yakini. Mereka bisa sangat fokus dan berdedikasi ketika mereka merasa terhubung dengan pekerjaan itu dan melihat nilainya.

Perbedaannya adalah, mereka cenderung menetapkan batasan yang lebih jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mereka percaya bahwa istirahat dan kehidupan di luar pekerjaan justru meningkatkan produktivitas dan kreativitas mereka saat berada di kantor.

Mengapa Pendekatan Empati itu Penting

Alih-alih langsung melabeli Gen Z sebagai malas, mencoba memahami dari sudut pandang mereka akan jauh lebih bermanfaat. Mereka bukan menolak bekerja, tapi menolak model kerja yang menurut mereka tidak sehat dan tidak sesuai dengan prioritas hidup mereka yang berkembang.

Baca Juga :  Ternyata Gen X yang Dicari Dunia Kerja!

Mereka adalah generasi yang tumbuh dengan menyaksikan ketidakpastian ekonomi, perubahan iklim, pandemi, dan isu sosial lainnya. Pengalaman ini membentuk mereka menjadi lebih pragmatis dalam memandang pekerjaan dan lebih menghargai hal-hal yang sering terabaikan di tengah hiruk pikuk tuntutan profesional, seperti kesehatan, kebahagiaan, dan waktu berkualitas bersama orang terkasih.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Menarik Bagi Gen Z

Bagi perusahaan dan para manajer, memahami alasan di balik keengganan Gen Z untuk lembur adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif. Memaksa mereka masuk ke dalam cetakan budaya kerja lama hanya akan menyebabkan frustrasi, turnover tinggi, dan pada akhirnya, kerugian bagi perusahaan.

Beberapa cara untuk menjembatani perbedaan ini antara lain:

  • Fokus pada Hasil, Bukan Jam: Berhenti mengukur kinerja hanya dari berapa jam karyawan berada di kantor. Fokus pada output, kualitas kerja, dan pencapaian tujuan.
  • Tawarkan Fleksibilitas: Berikan opsi kerja hybrid, remote, atau jam kerja yang lebih fleksibel jika memungkinkan. Ini menunjukkan kepercayaan dan penghargaan terhadap kemampuan mereka mengatur waktu sendiri.
  • Prioritaskan Kesehatan Mental: Ciptakan budaya kerja yang mendukung kesehatan mental. Hindari memberikan beban kerja yang tidak realistis secara konsisten dan dorong karyawan untuk mengambil cuti atau istirahat saat dibutuhkan.
  • Komunikasi Terbuka: Adakan diskusi terbuka tentang ekspektasi kerja, termasuk soal lembur. Jelaskan mengapa lembur terkadang diperlukan (misalnya, saat deadline kritis), dan pastikan itu bukan menjadi kebiasaan harian.
  • Berikan Makna: Bantu Gen Z melihat bagaimana pekerjaan mereka berkontribusi pada gambaran yang lebih besar. Berikan feedback yang konstruktif dan hargai kontribusi mereka.
  • Bayaran Lembur yang Kompetitif: Jika lembur memang harus dilakukan, pastikan kompensasinya sepadan dan dihitung sesuai aturan.
Baca Juga :  Anti Insecure di Media Sosial: Tips Simpel Tapi Ampuh

Saatnya Beradaptasi

Pada akhirnya, isu Gen Z ogah lembur bukanlah tentang generasi yang malas, melainkan tentang generasi yang menuntut model kerja yang lebih sehat, seimbang, dan bermakna. Mereka memaksa dunia kerja untuk berevolusi dan beradaptasi dengan realitas serta prioritas zaman sekarang.

Alih-alih melabeli dan mengeluh, mungkin saatnya kita semua, dari berbagai generasi, untuk saling belajar. Gen Z bisa belajar tentang pentingnya dedikasi dan komitmen dalam situasi tertentu, sementara generasi sebelumnya bisa belajar dari Gen Z tentang pentingnya menjaga keseimbangan hidup, menghargai kesehatan mental, dan bekerja lebih cerdas, bukan hanya lebih lama. Dunia kerja yang bisa mengakomodasi kebutuhan dan prioritas beragam generasi adalah dunia kerja yang paling siap menghadapi masa depan. Jadi, yuk, mari kita pahami, bukan menghakimi.

Baca Juga :  Prestasi Sempurna, Depresi Tersembunyi: Apa Artinya?

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *