Keputusan Keuangan Millennial yang Mungkin Terasa Aneh

Keputusan Keuangan Millennial yang Mungkin Terasa Aneh (www.freepik.com)

harmonikita.com – Generasi millennial, seringkali dianggap sebagai generasi yang unik dalam banyak hal, termasuk dalam mengelola keuangan. Beberapa keputusan keuangan yang mereka ambil terkadang membuat generasi sebelumnya, bahkan generasi seusia mereka sendiri, merasa heran. Mari kita telaah 20 keputusan keuangan millennial yang dianggap “aneh” ini, dan mungkin saja, kita bisa menemukan logika atau bahkan inspirasi di baliknya.

Mengutamakan Pengalaman Dibanding Aset Materi

Salah satu ciri khas millennial adalah kecenderungan mereka untuk memprioritaskan pengalaman seperti traveling, konser, atau makan di restoran mewah, dibandingkan menabung untuk membeli rumah atau mobil. Bagi sebagian orang, ini dianggap pemborosan. Namun, bagi millennial, pengalaman menciptakan kenangan dan nilai hidup yang tidak bisa diukur dengan materi. Mereka percaya bahwa hidup adalah tentang “saat ini” dan investasi terbaik adalah pada diri sendiri melalui pengalaman.

Menyewa Daripada Membeli Properti

Di tengah anggapan umum bahwa memiliki rumah adalah impian dan investasi terbaik, banyak millennial justru memilih untuk terus menyewa. Alasan di baliknya beragam, mulai dari fleksibilitas untuk berpindah tempat kerja, menghindari utang besar di usia muda, hingga harga properti yang semakin tidak terjangkau di kota-kota besar. Mereka melihat sewa sebagai pilihan yang lebih realistis dan memungkinkan mereka mengalokasikan dana untuk hal lain.

Lebih Memilih Berlangganan Daripada Memiliki

Model bisnis berlangganan (subscription) sangat populer di kalangan millennial. Mulai dari layanan streaming film dan musik, kopi bulanan, hingga bahkan pakaian. Alih-alih membeli satu produk dengan harga mahal, mereka lebih memilih membayar biaya bulanan yang lebih terjangkau untuk mengakses berbagai pilihan. Ini mencerminkan preferensi terhadap aksesibilitas dan variasi daripada kepemilikan permanen.

Investasi pada Hal yang Tidak Konvensional

Jika generasi sebelumnya lebih akrab dengan investasi emas atau properti, millennial mulai melirik investasi yang lebih tidak konvensional seperti cryptocurrency, NFT (Non-Fungible Token), atau bahkan sneaker dan barang koleksi langka. Mereka lebih terbuka terhadap risiko tinggi dengan potensi keuntungan yang juga tinggi, serta melihat peluang di aset digital yang sedang berkembang pesat.

Mengandalkan Ekonomi Gig

Banyak millennial memilih pekerjaan freelance atau paruh waktu melalui platform digital (gig economy) daripada pekerjaan tetap dengan jam kerja 9-ke-5. Fleksibilitas waktu dan kesempatan untuk mengerjakan berbagai proyek menarik bagi mereka, meskipun seringkali dianggap tidak stabil oleh generasi yang lebih tua. Mereka menghargai otonomi dan keseimbangan hidup-kerja yang ditawarkan oleh model kerja ini.

Menunda Pernikahan dan Memiliki Anak

Keputusan untuk menunda pernikahan dan memiliki anak juga seringkali dikaitkan dengan pertimbangan finansial. Biaya pernikahan dan membesarkan anak yang terus meningkat membuat millennial lebih berhati-hati dalam mengambil langkah besar ini. Mereka ingin mencapai stabilitas finansial terlebih dahulu sebelum membangun keluarga.

Prioritas pada Kesehatan Mental dan Kesejahteraan

Millennial lebih terbuka membicarakan kesehatan mental dan bersedia mengeluarkan uang untuk terapi, meditasi, atau kegiatan yang mendukung kesejahteraan mereka. Ini mungkin terlihat “aneh” bagi generasi yang terbiasa menahan diri dan fokus pada kebutuhan fisik. Namun, bagi millennial, kesehatan mental adalah fondasi penting untuk produktivitas dan kebahagiaan jangka panjang.

Mendukung Bisnis yang Beretika dan Berkelanjutan

Faktor etika dan keberlanjutan menjadi pertimbangan penting bagi millennial dalam membuat keputusan pembelian. Mereka cenderung memilih produk atau layanan dari perusahaan yang memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan mereka, seperti praktik bisnis yang adil, ramah lingkungan, dan memberikan dampak sosial positif.

Transparansi Keuangan di Media Sosial

Beberapa millennial tidak ragu untuk berbagi informasi tentang keuangan mereka di media sosial, mulai dari investasi hingga utang. Bagi sebagian orang, ini dianggap terlalu pribadi. Namun, bagi millennial, ini adalah cara untuk belajar dari orang lain, mendapatkan dukungan, dan menghilangkan stigma seputar masalah keuangan.

Memanfaatkan Teknologi untuk Manajemen Keuangan

Millennial sangat mahir dalam menggunakan aplikasi dan platform teknologi untuk mengatur keuangan mereka. Mulai dari aplikasi budgeting, investasi otomatis, hingga pembayaran digital. Mereka memanfaatkan kemudahan teknologi untuk mengelola uang secara efisien dan transparan.

Lebih Memilih Transportasi Publik atau Berbagi Kendaraan

Di kota-kota besar, banyak millennial memilih menggunakan transportasi publik, sepeda, atau layanan berbagi kendaraan daripada membeli mobil pribadi. Selain alasan biaya, ini juga didorong oleh kesadaran akan isu lingkungan dan keinginan untuk menghindari kemacetan.

Mengutamakan Pendidikan dan Pengembangan Diri

Investasi pada pendidikan dan pengembangan diri, baik formal maupun informal (kursus online, workshop), menjadi prioritas bagi banyak millennial. Mereka menyadari pentingnya skill dan pengetahuan di era yang terus berubah dan bersedia mengeluarkan uang untuk meningkatkan kompetensi diri.

Gaya Hidup Minimalis

Tren gaya hidup minimalis semakin populer di kalangan millennial. Mereka berusaha mengurangi kepemilikan barang yang tidak perlu dan fokus pada kualitas daripada kuantitas. Ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang mengurangi beban finansial dan mental.

Mendukung Ekonomi Kreatif dan Lokal

Millennial cenderung mendukung bisnis kecil, startup, dan produk lokal yang unik dan otentik. Mereka menghargai kreativitas dan ingin berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi komunitas mereka.

Berinvestasi pada Diri Sendiri Melalui Side Hustle

Banyak millennial memiliki pekerjaan sampingan (side hustle) untuk menambah penghasilan, mengembangkan skill, atau mengejar passion. Ini menunjukkan inisiatif dan keinginan untuk tidak hanya mengandalkan satu sumber pendapatan.

Terbuka pada Pinjaman Online (dengan Hati-hati)

Meskipun berisiko, beberapa millennial terbuka pada pinjaman online untuk kebutuhan mendesak atau modal usaha kecil. Namun, mereka cenderung lebih berhati-hati dan melakukan riset mendalam sebelum mengambil keputusan.

Menggunakan Kartu Kredit untuk Reward dan Cashback

Millennial yang cerdas memanfaatkan kartu kredit untuk mendapatkan reward, cashback, atau poin yang bisa ditukarkan dengan berbagai keuntungan. Mereka memahami cara kerja kartu kredit dan menggunakannya secara bertanggung jawab.

Berbagi Biaya dengan Teman atau Pasangan

Dalam hal biaya sewa rumah, makanan, atau langganan layanan, millennial lebih terbuka untuk berbagi biaya dengan teman atau pasangan. Ini membantu mengurangi beban finansial individu dan membuat gaya hidup tertentu lebih terjangkau.

Fleksibilitas dalam Perencanaan Keuangan

Millennial cenderung memiliki perencanaan keuangan yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. Mereka tidak terpaku pada rencana jangka panjang yang kaku dan lebih siap untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi atau tujuan hidup yang berubah.

Prioritas pada Dampak Sosial Investasi

Semakin banyak millennial yang mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari investasi mereka (socially responsible investing). Mereka ingin uang mereka tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi dunia.

Melihat Lebih Dalam: Bukan Sekadar “Aneh”

Meskipun keputusan-keputusan keuangan millennial ini terkadang dianggap aneh oleh generasi lain, penting untuk memahami konteks dan motivasi di baliknya. Mereka tumbuh di era yang berbeda, dengan tantangan ekonomi dan peluang teknologi yang juga berbeda. Keputusan mereka seringkali mencerminkan nilai-nilai, prioritas, dan pandangan hidup yang unik.

Mungkin saja, apa yang terlihat “aneh” hari ini akan menjadi norma di masa depan. Generasi millennial sedang menulis ulang aturan tentang bagaimana kita mengelola uang, dan kita semua bisa belajar sesuatu dari pendekatan mereka yang inovatif dan berani. Daripada menghakimi, mari kita coba memahami perspektif mereka dan membuka diri terhadap kemungkinan cara baru dalam mengelola keuangan. Siapa tahu, kita justru bisa menemukan ide-ide brilian yang selama ini terlewatkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *