Mengenal Autisme Lebih Dalam: Ciri-Ciri Dini yang Perlu Diperhatikan Orang Tua
data-sourcepos="3:1-3:391">harmonikita.com – Autisme, sebuah istilah yang mungkin sudah sering kita dengar. Namun, seringkali pemahaman kita terbatas pada stereotip yang umum. Padahal, mengenali ciri-ciri autisme sejak dini sangat penting untuk memberikan intervensi yang tepat dan memaksimalkan potensi anak. Artikel ini akan membahas ciri sifat yang sering diabaikan dan bisa menjadi petunjuk adanya autisme pada anak sejak usia dini.
Memahami Spektrum Autisme
Sebelum membahas ciri-ciri spesifik, penting untuk memahami bahwa autisme berada dalam sebuah spektrum. Ini berarti gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat, dan setiap individu dengan autisme unik dengan karakteristiknya masing-masing. Tidak ada dua anak dengan autisme yang persis sama. Oleh karena itu, penting untuk mengamati berbagai aspek perkembangan anak secara holistik.
Lebih dari Sekadar Kontak Mata: Aspek Komunikasi dan Interaksi Sosial
Salah satu ciri autisme yang paling dikenal adalah kesulitan dalam kontak mata. Namun, ada aspek lain dalam komunikasi dan interaksi sosial yang sering terlewatkan.
Kesulitan Memahami Bahasa Tubuh dan Ekspresi Wajah
Anak-anak dengan autisme mungkin kesulitan menginterpretasi bahasa tubuh dan ekspresi wajah orang lain. Misalnya, mereka mungkin tidak mengerti bahwa seseorang sedang marah hanya dari raut wajahnya. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam interaksi sosial dan membangun hubungan.
Pola Interaksi yang Tidak Biasa
Anak-anak dengan autisme mungkin menunjukkan pola interaksi yang berbeda dari anak-anak seusianya. Mereka mungkin lebih suka bermain sendiri dan kurang tertarik untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Atau, mereka mungkin berinteraksi dengan cara yang dianggap tidak biasa oleh orang lain, seperti terlalu dekat atau kurang memahami batasan personal.
Kesulitan Memulai atau Mempertahankan Percakapan
Memulai atau mempertahankan percakapan juga bisa menjadi tantangan bagi anak-anak dengan autisme. Mereka mungkin kesulitan memahami giliran berbicara, topik pembicaraan yang tepat, atau merespon pertanyaan dengan tepat.
Perilaku Repetitif dan Ketertarikan yang Terbatas
Selain aspek sosial dan komunikasi, perilaku repetitif dan ketertarikan yang terbatas juga merupakan ciri khas autisme.
Gerakan Berulang (Stimming)
Gerakan berulang, atau yang sering disebut stimming, adalah perilaku umum pada anak-anak dengan autisme. Gerakan ini bisa berupa mengepakkan tangan, mengayunkan badan, atau mengulang-ulang suara tertentu. Stimming berfungsi sebagai cara untuk menenangkan diri atau mengatasi rasa cemas. Meskipun umum, frekuensi dan intensitas stimming yang berlebihan perlu diperhatikan.
Ketertarikan yang Sangat Spesifik dan Intens
Anak-anak dengan autisme seringkali menunjukkan ketertarikan yang sangat spesifik dan intens pada suatu objek atau topik tertentu. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempelajari hal tersebut secara detail, dan kurang tertarik pada hal-hal lain yang umumnya menarik bagi anak-anak seusianya.
Keterikatan pada Rutinitas
Keterikatan pada rutinitas juga merupakan ciri yang umum. Perubahan kecil dalam rutinitas sehari-hari bisa menyebabkan anak merasa cemas atau frustrasi. Mereka membutuhkan struktur dan prediktabilitas dalam kehidupan mereka.
Sensitivitas Sensorik
Sensitivitas sensorik juga sering dialami oleh individu dengan autisme. Mereka bisa sangat sensitif terhadap suara, cahaya, sentuhan, bau, atau rasa tertentu.
Reaksi Berlebihan terhadap Stimulus Sensorik
Suara yang keras, cahaya yang terang, atau sentuhan tertentu bisa terasa sangat mengganggu bagi anak dengan autisme. Mereka mungkin menunjukkan reaksi yang berlebihan, seperti menutup telinga, menangis, atau menghindar.