Sering Begadang? Mungkin Bukan Salahmu, Tapi Kebiasaan Ini!

Sering Begadang? Mungkin Bukan Salahmu, Tapi Kebiasaan Ini!

3. Apa yang Kita Makan dan Minum di Malam Hari

Asupan kafein (kopi, teh, minuman bersoda, cokelat) adalah penyebab klasik susah tidur. Kafein adalah stimulan yang bisa membuat kita tetap terjaga. Efeknya bisa bertahan beberapa jam setelah dikonsumsi. Minum kopi atau teh di sore atau malam hari bisa sangat mengganggu kemampuan kita untuk rileks dan tertidur di malamnya.

Selain kafein, alkohol juga sering dianggap membantu tidur karena efek menenangkannya di awal. Tapi sebenarnya, alkohol mengganggu kualitas tidur kita di paruh kedua malam, membuat tidur jadi tidak nyenyak dan sering terbangun. Makan berat atau pedas terlalu dekat dengan jam tidur juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan atau mulas, yang tentunya mengganggu tidur.

4. Tidak Ada Ritual Transisi dari Hari ke Malam

Pernahkah kamu merasa dari sibuk kerja/kuliah, lalu langsung lompat ke kasur berharap bisa langsung tidur? Seringkali, otak dan tubuh kita butuh waktu transisi dari mode “sibuk” ke mode “istirahat”. Jika tidak ada ritual menenangkan sebelum tidur, pikiran kita cenderung masih berputar dengan urusan hari itu, daftar tugas besok, atau kekhawatiran lainnya.

Baca Juga :  Demensia di Usia Muda, Generasi Z dan Alpha Juga Terancam?

Kebiasaan ini membuat otak sulit “mematikan diri”. Tidak ada sinyal jelas bagi tubuh bahwa waktunya sudah ganti dari beraktivitas ke beristirahat. Akhirnya, kita cuma terbaring di kasur, pikiran melayang ke mana-mana, dan rasa ngantuk yang seharusnya datang jadi tertunda.

5. Lingkungan Kamar Tidur yang Tidak Ideal

Kamar tidur seharusnya menjadi tempat perlindungan yang kondusif untuk tidur. Namun, banyak dari kita punya kebiasaan (atau terpaksa karena kondisi) tidur di lingkungan yang tidak mendukung. Cahaya terlalu terang (dari lampu, gadget, atau cahaya luar), suara bising (dari lalu lintas, tetangga, atau gadget yang masih aktif), suhu kamar yang terlalu panas atau terlalu dingin, atau kasur/bantal yang tidak nyaman – semua ini bisa jadi gangguan yang bikin kita susah tidur nyenyak atau bahkan sulit memulai tidur. Kebiasaan menyepelekan pentingnya lingkungan tidur bisa jadi salah satu penyebab utama begadang.

Baca Juga :  Merokok dan Minum Dulu Asyik, Dibayar Mahal di Usia 40

6. Stres dan Kecemasan yang Dibawa ke Tempat Tidur

Di era yang serba cepat ini, stres dan kecemasan seolah jadi teman sehari-hari. Masalahnya, seringkali kita membawa semua beban pikiran itu ke atas kasur. Saat berbaring dalam kegelapan, pikiran jadi makin “ramai”. Otak sibuk memikirkan masalah yang belum selesai, kekhawatiran akan masa depan, atau bahkan hal-hal sepele yang bikin overthinking.

Kebiasaan membiarkan pikiran berputar tanpa henti sebelum tidur ini mengaktifkan sistem saraf simpatik kita (respons fight or flight), yang seharusnya aktif saat kita dalam bahaya. Akibatnya, detak jantung meningkat, otot tegang, dan tubuh jadi sulit rileks untuk masuk ke mode tidur. Ini lingkaran setan: stres bikin susah tidur, kurang tidur bikin stres makin parah.

Baca Juga :  Kerja Nyaman Tanpa Nyeri Punggung, 5 Gerakan Peregangan Mudah di Kantor

7. Produktivitas Malam Hari dan FOMO

Ada mitos bahwa begadang identik dengan produktivitas, bahwa jam-jam sunyi di malam hari adalah waktu terbaik untuk bekerja atau belajar. Beberapa orang memang merasa lebih fokus di malam hari (night owl), tapi bagi banyak orang, ini hanyalah kebiasaan yang dipaksakan. Kepercayaan bahwa kita “harus” begadang untuk menyelesaikan pekerjaan atau belajar, atau merasa ketinggalan (FOMO – Fear Of Missing Out) jika tidak online saat orang lain masih terjaga, bisa jadi pendorong kuat untuk menunda tidur.

Padahal, kualitas kerja saat mengantuk seringkali menurun. Selain itu, tubuh kita memang dirancang untuk beristirahat di malam hari. Melawan jam biologis ini secara konsisten bisa berdampak negatif pada kesehatan dan kinerja jangka panjang. Kebiasaan mengidentifikasi diri sebagai “tim begadang” atau merasa bersalah jika tidur cepat juga bisa jadi penghalang mental.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *