Jangan Remehkan Pelukan! Kekuatan Sentuhan dalam Pemulihan Trauma

Jangan Remehkan Pelukan! Kekuatan Sentuhan dalam Pemulihan Trauma

harmonikita.com – Pelukan adalah sebuah bentuk komunikasi yang sederhana namun penuh makna. Bagi sebagian orang, pelukan dapat menjadi penawar yang menghilangkan lelah atau kesedihan. Namun, banyak yang belum tahu bahwa pelukan juga memiliki peran besar dalam pemulihan trauma. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang bagaimana pelukan dapat membantu proses penyembuhan trauma dan mengapa sentuhan fisik ini lebih dari sekadar bentuk keintiman.

Apa Itu Trauma dan Bagaimana Itu Mempengaruhi Kita?

Trauma adalah respons fisik dan emosional terhadap pengalaman yang sangat mengejutkan atau menyakitkan. Ini bisa terjadi karena kecelakaan, kehilangan orang yang kita cintai, kekerasan fisik, atau bahkan pengalaman mental yang menghancurkan. Pengalaman-pengalaman ini bisa mempengaruhi tubuh dan pikiran kita dalam jangka panjang, dan dalam banyak kasus, pengaruhnya akan mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia luar.

Baca Juga :  Produktif Namun Tertekan, Mengenal Lebih Dalam High-Functioning Anxiety

Secara fisik, trauma dapat menyebabkan peningkatan stres, kecemasan, dan ketegangan otot. Secara emosional, trauma bisa menyebabkan perasaan takut, tidak aman, atau bahkan perasaan terisolasi. Dan inilah sebabnya pemulihan dari trauma bukanlah proses yang mudah. Ini membutuhkan waktu, dukungan emosional, dan pendekatan yang hati-hati.

Namun, ada satu hal yang sering diabaikan dalam pemulihan trauma: sentuhan fisik, dan salah satunya adalah pelukan.

Bagaimana Pelukan Membantu Proses Pemulihan Trauma?

Pelukan mungkin terdengar seperti hal yang sangat sederhana, tetapi efek psikologisnya jauh lebih dalam daripada yang kita kira. Pelukan yang penuh kasih dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan mental dan fisik seseorang, terutama bagi mereka yang sedang berjuang dengan trauma. Ini disebabkan oleh beberapa faktor penting yang perlu dipahami lebih lanjut.

1. Meningkatkan Produksi Oksitosin

Oksitosin, sering disebut “hormon cinta,” adalah salah satu neurotransmiter yang berperan penting dalam ikatan sosial dan perasaan nyaman. Ketika seseorang menerima pelukan, otak mulai memproduksi oksitosin yang meningkatkan rasa aman dan mengurangi kecemasan. Ini adalah alasan mengapa kita merasa lebih tenang setelah berpelukan dengan seseorang yang kita percayai.

Baca Juga :  Misteri Bad Mood: Mengapa Tiba-Tiba Merasa Kesal Tanpa Sebab?

Bagi seseorang yang sedang mengatasi trauma, perasaan aman dan tenang ini sangat penting. Oksitosin membantu menenangkan sistem saraf yang terganggu akibat stres atau ketegangan, serta membantu seseorang untuk merasa lebih terkoneksi dengan orang lain. Dengan meningkatkan oksitosin, pelukan dapat mengurangi dampak negatif trauma dan memberi seseorang rasa kedamaian yang sangat dibutuhkan.

2. Mengurangi Stres dan Kecemasan

Selain oksitosin, pelukan juga mempengaruhi hormon lain seperti kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres. Ketika seseorang mengalami trauma, kadar kortisol dalam tubuh dapat meningkat, menyebabkan kecemasan dan ketegangan fisik yang lebih besar. Namun, pelukan dapat membantu menurunkan kadar kortisol dalam tubuh, sehingga membantu seseorang merasa lebih rileks dan lebih mampu mengatasi stres.

Baca Juga :  Hidup Tenang, 5 Langkah Jitu Jaga Kesehatan Mental Holistik

Studi yang dilakukan oleh para ahli psikologi menunjukkan bahwa pelukan dapat mengurangi respons fisik terhadap stres, memperbaiki mood, dan memberi rasa ketenangan. Ketika seseorang merasa cemas atau tertekan akibat trauma, pelukan dapat berfungsi sebagai pengingat bahwa mereka tidak sendirian dan ada orang yang mendukung mereka. Ini adalah hal yang sangat penting dalam perjalanan pemulihan.

3. Meningkatkan Kesehatan Fisik

Tahukah Anda bahwa pelukan juga dapat meningkatkan kesehatan fisik seseorang? Ketika seseorang berpelukan, tubuh akan merespons dengan mengurangi tekanan darah dan detak jantung, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mempercepat pemulihan fisik. Semua ini berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang yang telah mengalami trauma.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *