Mengenal 10 Kebiasaan yang Memperburuk Kecemasan Tanpa Disadari
harmonikita.com – Kecemasan sering kali datang tanpa diduga, merayap perlahan dalam rutinitas harian kita. Kadang, kita terlalu sibuk dengan tugas dan kewajiban sehari-hari sehingga tidak menyadari kebiasaan-kebiasaan kecil yang sebenarnya menambah beban kecemasan kita. Banyak orang berpikir bahwa kecemasan hanya muncul pada momen-momen besar atau krisis, namun kenyataannya, kita mungkin sudah menjalani kehidupan sehari-hari dengan kebiasaan yang justru memperburuk perasaan cemas tanpa kita sadari.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa kebiasaan yang sering kali tidak terlihat, tetapi bisa menjadi penyebab utama meningkatnya kecemasan. Sering kali, kita menganggap ini hal sepele, padahal dampaknya bisa sangat besar jika dibiarkan terus-menerus.
1. Terlalu Banyak Menggulung Media Sosial
Kecemasan bisa datang dalam berbagai bentuk, dan salah satu yang paling umum saat ini adalah kecemasan sosial. Media sosial, dengan semua konten yang terus muncul, dapat memberikan ilusi bahwa kita harus selalu terhubung dan memperlihatkan kehidupan kita kepada dunia. Kebiasaan membuka media sosial secara terus-menerus untuk melihat update, perbandingan, atau hanya sekadar mencari hiburan bisa meningkatkan rasa cemas tanpa disadari.
Menurut sebuah studi oleh American Psychological Association (APA), semakin lama seseorang menghabiskan waktu di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka merasa cemas, depresi, atau bahkan kesepian. Ketika kita melihat postingan orang lain yang tampaknya “sempurna”, itu dapat memicu perasaan tidak cukup baik, yang tentunya meningkatkan kecemasan.
2. Menunda Pekerjaan (Prokrastinasi)
Menunda-nunda pekerjaan adalah kebiasaan yang bisa menambah beban kecemasan secara signifikan. Ketika kita tahu ada sesuatu yang harus dilakukan tetapi kita terus menunda, otak kita menjadi penuh dengan rasa bersalah dan ketegangan. Hal ini bisa menciptakan perasaan tertekan karena semakin dekat tenggat waktu, semakin besar beban mental yang dirasakan.
Prokrastinasi sering kali disebabkan oleh rasa takut gagal atau perasaan tidak cukup kompeten. Ironisnya, meskipun menunda pekerjaan memberi kita ruang untuk beristirahat sementara, ketegangan yang ditimbulkan justru membuat kita semakin cemas seiring waktu berjalan.
3. Tidak Cukup Tidur
Tidur yang buruk atau tidak cukup tidur adalah salah satu kebiasaan yang sering diabaikan namun sangat berdampak pada kesejahteraan mental kita. Saat tubuh kita kurang tidur, fungsi otak menjadi terganggu. Kita menjadi lebih mudah cemas, stres, atau bahkan marah. Kecemasan yang dialami sering kali berhubungan dengan bagaimana otak kita memproses informasi.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Sleep Health menemukan bahwa kurang tidur berhubungan langsung dengan peningkatan gejala kecemasan dan depresi. Ketika tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup, kita cenderung lebih reaktif terhadap stres dan lebih sulit mengatasi tantangan sehari-hari.
4. Berfokus Pada Hal-Hal yang Tidak Bisa Dikendalikan
Mungkin kita semua pernah merasa cemas tentang sesuatu yang sebenarnya berada di luar kendali kita. Entah itu situasi global, keputusan orang lain, atau bahkan ramalan cuaca, kita sering kali membuang banyak energi untuk memikirkan hal-hal yang tidak bisa kita ubah. Kebiasaan ini dapat menambah perasaan tidak berdaya, yang memperburuk kecemasan.
Fokus kita bisa dengan mudah teralihkan pada hal-hal di luar kontrol, namun kenyataannya, kecemasan tidak akan mengubah apapun. Menghabiskan waktu untuk merenungkan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan justru memperburuk perasaan cemas yang sudah ada.
5. Menahan Emosi dan Tidak Mengungkapkan Perasaan
Terlalu sering menahan perasaan atau menyembunyikan apa yang kita rasakan adalah kebiasaan yang menambah kecemasan. Dalam banyak budaya, terutama yang menekankan kesuksesan dan ketangguhan, kita sering merasa harus terlihat kuat dan tidak boleh menunjukkan kelemahan. Namun, menekan emosi hanya menambah beban mental yang bisa memperburuk kecemasan.