Perundungan Emosional Lebih Berbahaya Dari Kekerasan Fisik!
harmonikita.com – Pernahkah kamu merasa diremehkan, diabaikan, atau bahkan disalahkan terus-menerus oleh orang di sekitarmu? Jika jawabannya iya, bisa jadi kamu sedang mengalami perundungan emosional. Jenis perundungan ini memang tak meninggalkan luka fisik yang terlihat, namun dampaknya jauh lebih dalam dan bisa menggerogoti kesehatan mental serta kepercayaan diri. Di era serba cepat dan penuh tekanan ini, mengenali dan membangun pertahanan diri terhadap perundungan emosional menjadi semakin krusial.
Mengenali Bentuk-Bentuk Perundungan Emosional yang Mungkin Tak Kamu Sadari
Perundungan emosional seringkali terselubung dalam tindakan atau perkataan sehari-hari, sehingga korban sulit menyadarinya. Beberapa bentuk perundungan emosional yang umum terjadi meliputi:
Merendahkan dan Mengkritik Terus-Menerus
Pelaku perundungan emosional sering kali melontarkan kritik pedas, meremehkan pencapaian, atau bahkan mengolok-olok kekurangan korban di depan umum maupun secara pribadi. Mereka membuat korban merasa tidak berharga dan tidak mampu melakukan apa pun dengan benar.
Manipulasi Emosi dan Taktik Gaslighting
Manipulasi emosi adalah senjata andalan pelaku perundungan emosional. Mereka bisa membuat korban merasa bersalah, bertanggung jawab atas masalah yang bukan kesalahannya, atau bahkan mempertanyakan kewarasan diri sendiri melalui taktik gaslighting. Misalnya, pelaku menyangkal perkataan atau kejadian yang jelas-jelas terjadi, membuat korban ragu dengan ingatan dan persepsinya sendiri.
Mengontrol dan Mengisolasi
Pelaku perundungan emosional berusaha mengontrol kehidupan korban, mulai dari pergaulan, keuangan, hingga keputusan-keputusan penting. Mereka sering kali mengisolasi korban dari teman, keluarga, atau orang-orang yang bisa memberikan dukungan, sehingga korban semakin bergantung pada pelaku.
Ancaman dan Intimidasi
Meskipun tidak selalu berupa kekerasan fisik, ancaman verbal atau intimidasi juga termasuk dalam perundungan emosional. Pelaku bisa mengancam akan meninggalkan korban, menyebarkan rahasia, atau melakukan tindakan lain yang membuat korban merasa takut dan tidak berdaya.
Mengabaikan dan Menolak Kebutuhan Emosional
Pelaku perundungan emosional sering kali mengabaikan atau menolak kebutuhan emosional korban. Mereka tidak peduli dengan perasaan korban, tidak memberikan dukungan saat dibutuhkan, dan bahkan bisa marah atau kesal jika korban mencoba mengungkapkan perasaannya.
Menurut data dari National Center for Health Statistics (NCHS) di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 4 wanita dan hampir 1 dari 10 pria pernah mengalami kekerasan emosional oleh pasangan intim mereka. Meskipun data ini spesifik pada hubungan intim, gambaran umumnya menunjukkan bahwa perundungan emosional adalah masalah yang cukup luas dan memengaruhi berbagai kalangan usia.
Mengapa Perundungan Emosional Sangat Berbahaya?
Dampak perundungan emosional seringkali underestimated karena tidak terlihat secara fisik. Padahal, luka emosional bisa jauh lebih dalam dan bertahan lebih lama. Beberapa dampak negatif dari perundungan emosional antara lain:
- Menurunnya Kesehatan Mental: Korban perundungan emosional rentan mengalami stres kronis, kecemasan, depresi, bahkan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
- Kehilangan Kepercayaan Diri: Kritik dan peremehan terus-menerus mengikis rasa percaya diri dan membuat korban merasa tidak berharga.
- Kesulitan dalam Hubungan: Pengalaman perundungan emosional bisa membuat korban sulit mempercayai orang lain dan membangun hubungan yang sehat di masa depan.
- Masalah Kesehatan Fisik: Stres kronis akibat perundungan emosional dapat memicu berbagai masalah kesehatan fisik, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh.
- Isolasi Sosial: Upaya pelaku untuk mengisolasi korban bisa membuat korban merasa kesepian dan tidak memiliki dukungan sosial.
5 Langkah Efektif Membangun Pertahanan Diri dari Perundungan Emosional
Membangun pertahanan diri dari perundungan emosional adalah proses yang membutuhkan waktu dan keberanian. Namun, dengan langkah-langkah yang tepat, kamu bisa melindungi diri dan memulihkan kesehatan mentalmu.