Jangan Aneh Dulu! 5 Kebiasaan Ini Tanda Kamu Punya Kecemasan Sosial
harmonikita.com – Kecemasan sosial seringkali memunculkan perilaku unik yang mungkin tampak aneh bagi sebagian orang, padahal kebiasaan-kebiasaan ini menyimpan alasan mendalam sebagai mekanisme koping. Mari kita telaah lebih lanjut lima kebiasaan umum yang mungkin kamu atau orang di sekitarmu alami, dan memahami perspektif di baliknya.
1. Menghindari Kontak Mata: Lebih dari Sekadar Tidak Sopan
Pernahkah kamu merasa tidak nyaman saat berinteraksi dan tanpa sadar menghindari tatapan mata lawan bicara? Bagi individu dengan kecemasan sosial, kontak mata bisa terasa sangat intens dan mengintimidasi. Rasanya seperti sedang dihakimi atau diperhatikan secara berlebihan. Sebuah studi dalam Journal of Anxiety Disorders menunjukkan bahwa individu dengan tingkat kecemasan sosial yang tinggi cenderung memproses ekspresi wajah, terutama yang negatif, secara lebih intens di area otak yang berhubungan dengan ancaman.
Menghindari kontak mata menjadi cara untuk mengurangi stimulasi berlebihan ini. Ini bukan berarti mereka tidak mendengarkan atau tidak sopan, melainkan sebuah upaya bawah sadar untuk melindungi diri dari perasaan tidak nyaman dan potensi penolakan. Mereka mungkin fokus pada detail lain seperti tangan yang bergerak atau objek di sekitar untuk tetap terhubung dalam percakapan tanpa harus menghadapi tekanan tatapan mata. Jadi, lain kali kamu melihat seseorang melakukan ini, ingatlah bahwa mungkin ada perjuangan internal yang sedang mereka hadapi.
2. Terlalu Banyak Berpikir Sebelum Berbicara: Mencari Kesempurnaan dalam Interaksi
Apakah kamu seringkali membutuhkan waktu lebih lama untuk merespons percakapan? Atau mungkin kamu terus-menerus mengulang-ulang apa yang ingin kamu katakan di dalam kepala sebelum mengucapkannya? Ini adalah kebiasaan umum bagi mereka yang bergumul dengan kecemasan sosial. Ketakutan akan mengatakan hal yang salah, terdengar bodoh, atau dinilai negatif membuat mereka sangat berhati-hati dengan setiap kata yang keluar dari mulut mereka.
Proses ini bisa sangat melelahkan. Mereka menganalisis setiap kemungkinan respons dari lawan bicara, mencoba memprediksi reaksi dan memastikan bahwa apa yang mereka katakan akan diterima dengan baik. Penelitian tentang social evaluative threat (ancaman evaluasi sosial) menunjukkan bahwa individu dengan kecemasan sosial memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap potensi penilaian negatif dari orang lain. Akibatnya, mereka berusaha keras untuk menyajikan diri mereka dengan sempurna, yang seringkali membutuhkan waktu dan pemikiran yang berlebihan sebelum berinteraksi.
3. Ritual atau Kebiasaan Tertentu di Tempat Umum: Menciptakan Rasa Kontrol
Pernahkah kamu memperhatikan seseorang yang selalu melakukan serangkaian tindakan tertentu saat berada di tempat umum, seperti menyentuh suatu benda berulang kali, mengatur posisi duduk dengan sangat spesifik, atau membawa barang-barang tertentu yang seolah menjadi “jimat”? Bagi individu dengan kecemasan sosial, ritual-ritual ini bisa menjadi cara untuk menciptakan rasa kontrol di lingkungan yang terasa tidak pasti dan mengancam.
Dalam situasi sosial, mereka mungkin merasa kewalahan oleh banyaknya stimulus dan interaksi yang tidak terduga. Melakukan ritual yang familiar memberikan mereka rasa stabilitas dan предсказуемость. Ini bisa menjadi jangkar yang membantu mereka merasa lebih aman dan mengurangi tingkat kecemasan. Misalnya, seseorang mungkin merasa lebih tenang jika memegang erat botol minumnya atau duduk di sudut ruangan. Kebiasaan-kebiasaan ini mungkin tampak tidak masuk akal dari luar, tetapi bagi individu tersebut, ini adalah strategi penting untuk mengelola kecemasan mereka.