7 Kebiasaan Aneh Para Sultan Bikin Heran
4. Berpikir Jangka Panjang: Bukan Sekadar Hari Ini dan Besok
Salah satu perbedaan mendasar antara mentalitas kaya dan kelas menengah adalah soal perspektif waktu. Orang kaya cenderung berpikir jauh ke depan. Mereka membuat rencana keuangan jangka panjang, mempertimbangkan dampak keputusan mereka dalam 10, 20, atau bahkan 50 tahun mendatang. Mereka nggak terlalu fokus pada keuntungan instan atau kepuasan sesaat. Bagi mereka, membangun kekayaan adalah maraton, bukan sprint.
Mereka punya visi yang jelas tentang masa depan finansial mereka dan mereka bekerja secara konsisten untuk mewujudkannya. Mereka nggak panik saat pasar bergejolak atau ada tantangan ekonomi jangka pendek. Mereka tetap fokus pada tujuan jangka panjang mereka. Sementara itu, kelas menengah seringkali lebih fokus pada kebutuhan dan tantangan sehari-hari, dan mungkin kurang memiliki perencanaan keuangan jangka panjang yang matang.
5. Risiko Terukur: Berani Tapi Tetap Punya perhitungan
Mungkin kita sering melihat berita tentang orang kaya yang berinvestasi di bisnis-bisnis yang terdengar “gila” atau mengambil risiko yang besar. Tapi, penting untuk diingat bahwa risiko yang mereka ambil biasanya sudah diperhitungkan dengan matang. Mereka punya tim ahli yang membantu mereka menganalisis potensi keuntungan dan kerugian. Mereka nggak sembarangan “all-in” tanpa pemahaman yang jelas.
Mereka tahu betul bahwa untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, mereka harus berani keluar dari zona nyaman. Tapi, keberanian mereka itu didasari oleh riset, data, dan pemahaman yang mendalam. Kelas menengah seringkali cenderung menghindari risiko karena takut kehilangan apa yang sudah mereka miliki. Padahal, dengan strategi yang tepat, mengambil risiko yang terukur bisa jadi cara untuk mengakselerasi pertumbuhan kekayaan.
6. Efisiensi dan Delegasi: Nggak Semua Harus Dikerjakan Sendiri
Orang kaya sangat menghargai waktu mereka. Mereka tahu bahwa waktu adalah aset yang paling berharga dan nggak bisa didapatkan kembali. Oleh karena itu, mereka cenderung fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan menghasilkan dampak terbesar. Untuk tugas-tugas lain yang bisa didelegasikan, mereka nggak ragu untuk membayar orang lain untuk melakukannya.
Mulai dari asisten pribadi, staf administrasi, sampai tim profesional untuk mengelola keuangan atau investasi mereka. Mereka sadar betul bahwa dengan mendelegasikan tugas-tugas yang kurang penting, mereka bisa punya lebih banyak waktu dan energi untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar menghasilkan uang dan mengembangkan bisnis mereka. Kelas menengah seringkali merasa harus melakukan semuanya sendiri untuk menghemat biaya, padahal justru bisa menghabiskan lebih banyak waktu dan energi yang seharusnya bisa dialokasikan untuk hal yang lebih produktif.
7. Mentalitas Berkembang: Bukan Sekadar Cukup
Mungkin ini adalah perbedaan yang paling mendasar. Orang kaya umumnya punya mentalitas berkembang (growth mindset). Mereka nggak pernah merasa puas dengan apa yang sudah mereka capai. Mereka selalu mencari cara untuk menjadi lebih baik, untuk mengembangkan bisnis mereka, untuk meningkatkan kekayaan mereka, dan untuk memberikan dampak yang lebih besar.
Mereka melihat tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan bertumbuh. Mereka nggak takut gagal, karena mereka tahu bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju sukses. Sementara itu, kelas menengah seringkali punya mentalitas tetap (fixed mindset). Mereka mungkin merasa sudah cukup dengan apa yang mereka miliki dan kurang termotivasi untuk keluar dari zona nyaman dan mengejar hal yang lebih besar. Padahal, dengan mengubah mentalitas menjadi lebih berkembang, kita bisa membuka potensi diri yang mungkin belum kita sadari.