Bukan Gaji Kecil, Tapi Kebiasaan Ini yang Bikin Utang Tak Lunas!
harmonikita.com – Punya gaji pas-pasan seringkali jadi kambing hitam utama saat utang terasa menumpuk dan sulit dilunasi. Padahal, seringkali bukan besaran gaji yang jadi masalah utama, melainkan kebiasaan-kebiasaan kecil yang tanpa sadar terus kita pelihara dan justru menjauhkan kita dari kebebasan finansial. Mari kita telaah lebih dalam kebiasaan apa saja yang sering menjerat kita dalam lingkaran utang, dan bagaimana cara cerdas untuk memutusnya.
Mengapa Gaji Besar Belum Tentu Bebas Utang?
Coba kita renungkan sejenak. Apakah Anda pernah melihat seseorang dengan penghasilan di atas rata-rata namun tetap terlilit utang? Jawabannya kemungkinan besar adalah iya. Mengapa demikian? Karena pengelolaan keuangan yang buruk tidak mengenal batasan gaji. Pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan, gaya hidup konsumtif, atau kurangnya perencanaan keuangan bisa menghabiskan berapapun uang yang masuk.
Sebuah studi yang dilakukan oleh National Endowment for Financial Education (NEFE) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sebagian besar pemenang lotre justru mengalami kebangkrutan dalam beberapa tahun setelah menerima uang dalam jumlah besar. Hal ini menggarisbawahi bahwa memiliki banyak uang tidak secara otomatis menjamin kestabilan finansial jika tidak diiringi dengan kebiasaan pengelolaan keuangan yang sehat.
Kebiasaan “Sepele” yang Diam-Diam Menumpuk Utang
Tanpa kita sadari, ada banyak kebiasaan sehari-hari yang tampak sepele namun dampaknya luar biasa besar terhadap kondisi keuangan kita. Berikut beberapa di antaranya:
1. “Sedikit-sedikit Lama-lama Jadi Bukit”: Pembelian Impulsif
Siapa yang tidak tergoda dengan diskon atau barang lucu yang lewat di feed media sosial? Pembelian impulsif, meskipun nilainya kecil, jika dilakukan secara terus-menerus akan menggerogoti keuangan kita. Sebuah survei dari Finder.com menemukan bahwa rata-rata orang Indonesia melakukan pembelian impulsif setidaknya beberapa kali dalam sebulan. Bayangkan jika setiap pembelian kecil itu dijumlahkan dalam setahun? Jumlahnya pasti akan mencengangkan.
2. “Gali Lubang Tutup Lubang”: Minimum Payment Kartu Kredit
Kartu kredit memang menawarkan kemudahan, namun jika tidak dikelola dengan bijak, bisa menjadi sumber masalah besar. Membayar hanya tagihan minimum setiap bulan memang terlihat ringan, tetapi bunga yang terus berjalan akan membuat utang pokok tidak kunjung berkurang. Bahkan, dalam jangka panjang, total uang yang kita bayarkan bisa berkali-kali lipat dari nilai transaksi awal.
3. “Mending Sekarang Daripada Nanti”: Tidak Membuat Anggaran
Anggaran adalah peta keuangan kita. Tanpa anggaran, kita seperti berlayar tanpa kompas, tidak tahu ke mana arah uang kita pergi. Banyak orang menghindari membuat anggaran karena dianggap ribet atau membatasi kebebasan. Padahal, dengan anggaran yang jelas, kita bisa lebih terkontrol dalam pengeluaran dan tahu pos mana yang bisa diefisienkan.
4. “Yang Penting Happy”: Gaya Hidup di Luar Kemampuan
Melihat teman-teman atau influencer di media sosial dengan gaya hidup mewah seringkali membuat kita terdorong untuk melakukan hal yang sama. Makan di restoran mahal, membeli gadget terbaru, atau liburan ke tempat-tempat instagramable memang menyenangkan, tetapi jika tidak sesuai dengan kemampuan finansial, hanya akan menambah beban utang di kemudian hari.
5. “Ah, Nanti Juga Ada Rezeki”: Menunda Dana Darurat
Dana darurat adalah benteng pertahanan finansial kita. Kehidupan penuh dengan ketidakpastian, mulai dari kerusakan kendaraan, sakit, hingga kehilangan pekerjaan. Tanpa dana darurat, kita akan cenderung berutang untuk menutupi pengeluaran tak terduga ini. Idealnya, dana darurat yang kita miliki cukup untuk menutupi pengeluaran hidup selama 3-6 bulan.