Jangan Asal Puji! 7 Dampak Buruk Pujian Bagi Anak

Jangan Asal Puji! 7 Dampak Buruk Pujian Bagi Anak

data-sourcepos="3:1-3:437">Pujian, layaknya dua sisi mata uang, bisa menjadi penyemangat atau justru bumerang bagi perkembangan anak. Memberikan pujian memang penting untuk membangun rasa percaya diri anak, namun jika dilakukan secara berlebihan atau dengan cara yang kurang tepat, pujian justru dapat memicu perilaku negatif. Artikel ini akan membahas 7 kesalahan umum orang tua dalam memberikan pujian yang tanpa disadari dapat berdampak buruk bagi si buah hati.

Dampak Pujian yang Tidak Tepat: Lebih dari Sekadar Manja

Banyak orang tua mengira bahwa semakin sering memuji anak, semakin baik dampaknya bagi perkembangan mental mereka. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa pujian yang tidak tepat justru dapat menimbulkan berbagai masalah, mulai dari narsisme, ketergantungan pada validasi eksternal, hingga ketakutan akan kegagalan. Sebuah studi psikologi bahkan mengungkapkan bahwa anak-anak yang terlalu sering dipuji cenderung mengembangkan sifat perfeksionis yang tidak sehat, di mana mereka merasa harus selalu sempurna untuk mendapatkan pujian.

Baca Juga :  Inilah Keterampilan yang Harus Dimiliki Anak di Era Serba Cepat

7 Kesalahan Fatal dalam Memberikan Pujian

Berikut adalah 7 kesalahan yang sering dilakukan orang tua saat memberikan pujian, yang berpotensi memicu perilaku negatif pada anak:

1. Pujian yang Terlalu Umum dan Tidak Spesifik

“Kamu hebat!”, “Pintar sekali!”, atau “Kamu anak yang paling baik!” adalah contoh pujian umum yang sering kita dengar. Pujian semacam ini terdengar hampa dan tidak memberikan makna yang mendalam bagi anak. Mereka tidak memahami secara spesifik apa yang membuat mereka dipuji. Sebaiknya, berikan pujian yang lebih spesifik, misalnya, “Wah, kamu berhasil menyelesaikan puzzle ini dengan cepat! Mama/Papa suka caramu mencoba berbagai cara sampai berhasil.” Dengan begitu, anak mengerti aspek mana dari usaha mereka yang dihargai.

2. Terlalu Sering Memuji Hal-Hal Sepele

Memuji setiap hal kecil yang dilakukan anak, bahkan hal-hal yang seharusnya memang menjadi kewajiban mereka, dapat membuat pujian kehilangan nilainya. Anak akan terbiasa mendapatkan pujian tanpa usaha yang berarti, sehingga mereka tidak termotivasi untuk melakukan yang terbaik. Pujilah hal-hal yang memang membutuhkan usaha dan dedikasi, sehingga pujian tersebut terasa lebih bermakna.

Baca Juga :  Ini Cara Ampuh Ajarkan Anak Menghormati Orang Tua

3. Memuji Kecerdasan, Bukan Usaha

Ketika anak mendapatkan nilai bagus di sekolah, seringkali orang tua langsung memuji kecerdasan mereka, “Kamu memang pintar!” Padahal, memuji usaha dan proses yang mereka lalui jauh lebih penting. Pujian terhadap kecerdasan dapat membuat anak takut mengambil risiko karena takut terlihat bodoh jika gagal. Sebaliknya, memuji usaha akan mendorong mereka untuk terus mencoba dan belajar, bahkan ketika menghadapi kesulitan. Misalnya, katakan “Wah, nilai matematikamu bagus sekali! Pasti kamu sudah belajar keras ya?”

4. Membandingkan Anak dengan Orang Lain

“Lihat temanmu, dia bisa mendapat nilai lebih bagus darimu.” Membandingkan anak dengan orang lain, meskipun dengan maksud memotivasi, justru dapat merusak harga diri mereka. Anak akan merasa tidak berharga dan kurang percaya diri. Fokuslah pada perkembangan anak sendiri dan berikan pujian atas kemajuan yang telah mereka capai.

Baca Juga :  Anak Tak Tahu Terima Kasih? Tamparan Keras untuk Orang Tua!

5. Memberikan Pujian Bersyarat

“Kalau kamu dapat nilai 100, nanti Mama/Papa belikan mainan baru.” Pujian bersyarat dapat membuat anak termotivasi hanya untuk mendapatkan imbalan, bukan karena keinginan untuk berprestasi. Hal ini dapat mematikan motivasi intrinsik mereka untuk belajar dan berkembang. Berikan pujian secara tulus dan tanpa pamrih.

6. Pujian yang Tidak Tulus dan Terkesan Dipaksakan

Anak-anak sangat peka terhadap emosi dan ekspresi orang dewasa. Pujian yang tidak tulus dan terkesan dipaksakan akan terasa hambar dan bahkan dapat membuat mereka merasa tidak nyaman. Berikan pujian dengan tulus dan dengan ekspresi yang mendukung, sehingga anak merasa benar-benar dihargai.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *