Jangan Biarkan Anak Jadi Manipulator Ulung, Bongkar 8 Kesalahan Fatal Pola Asuh!
Daripada menakut-nakuti, lebih baik gunakan penjelasan yang logis dan sesuai dengan pemahaman mereka.
6. Tidak Konsisten dalam Aturan
Pernah bilang, “Besok kamu nggak boleh main HP!” tapi akhirnya tetap membiarkan anak bermain karena tidak tega? Ini bisa menjadi celah bagi anak untuk memanipulasi.
Anak akan melihat bahwa orang tua tidak konsisten dengan aturan, sehingga mereka akan mencoba segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Kunci utama dalam pola asuh adalah konsistensi. Jika ada aturan, tegakkan dengan tegas tetapi tetap penuh kasih sayang.
7. Menjadikan Anak sebagai “Senjata” dalam Konflik Keluarga
Tanpa disadari, ada banyak orang tua yang menjadikan anak sebagai perantara dalam konflik rumah tangga. Misalnya, meminta anak memilih salah satu orang tua dalam pertengkaran, atau mengadu domba antara anggota keluarga.
Anak yang sering berada di situasi ini akan belajar bahwa mereka bisa mendapatkan keuntungan dengan memainkan emosi orang lain. Mereka pun tumbuh menjadi individu yang lihai dalam memanipulasi situasi.
Solusinya? Jangan libatkan anak dalam konflik dewasa. Jika ada masalah dengan pasangan atau keluarga lain, selesaikan tanpa membawa anak ke dalamnya.
8. Menggunakan Rasa Bersalah sebagai Alat Kontrol
Orang tua sering tanpa sadar berkata, “Mama sudah capek kerja cari uang, masa kamu nggak mau bantu sedikit aja?” atau “Kalau kamu sayang ibu, kamu harus nurut.”
Kalimat seperti ini membuat anak merasa bersalah dan akhirnya melakukan sesuatu bukan karena keinginan sendiri, melainkan karena terpaksa.
Sayangnya, anak bisa belajar menggunakan taktik serupa untuk mendapatkan keinginannya. Mereka akan mencoba membuat orang lain merasa bersalah agar mengikuti kemauan mereka.
Daripada menggunakan rasa bersalah, coba ajarkan dengan komunikasi yang sehat. Misalnya, “Ibu capek hari ini, kamu bisa bantu ibu biar semuanya lebih ringan, ya?”
Mendidik Anak dengan Bijak, Bukan dengan Manipulasi
Anak yang manipulatif tidak lahir begitu saja. Sebagian besar dari mereka belajar dari lingkungan, terutama dari pola asuh orang tua.
Sebagai orang tua, penting untuk menjadi role model yang baik. Jangan membiasakan anak mendapatkan sesuatu dengan manipulasi, tetapi ajarkan mereka untuk memahami batasan, tanggung jawab, dan komunikasi yang sehat.
Jika selama ini ada pola asuh yang keliru, tidak ada kata terlambat untuk berubah. Dengan pola asuh yang lebih bijaksana, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang jujur, percaya diri, dan mampu berkomunikasi dengan baik tanpa harus memanipulasi orang lain.