Suara Keras Terhadap Anak Lebih Berbahaya dari yang Kita Pikirkan!

Suara Keras Terhadap Anak Lebih Berbahaya dari yang Kita Pikirkan!

harmonikita.com – Pernah nggak sih, di tengah kepenatan hari, tumpukan pekerjaan, dan drama rumah tangga, tiba-tiba anak melakukan sesuatu yang bikin emosi langsung melonjak ke ubun-ubun? Entah itu menumpahkan susu, bertengkar dengan saudaranya, atau menolak mandi padahal waktu tidur sudah dekat. Dalam kepanikan dan kelelahan itu, kadang reaksi pertama yang muncul adalah… teriakan. Ya, suara meninggi, nada berubah jadi keras, alias membentak. Rasanya, saat itu, membentak adalah cara tercepat (atau mungkin satu-satunya) untuk mendapatkan perhatian dan membuat anak ‘patuh’. Tapi, tahukah kamu kalau bahaya suara keras terhadap anak ternyata jauh lebih serius dari yang kita bayangkan? Ini bukan sekadar suara kencang yang mengagetkan, melainkan gelombang energi negatif yang bisa meninggalkan luka tak kasat mata dan memengaruhi perkembangan mereka hingga dewasa.

Seringkali, kita menganggap bentakan sebagai bagian normal dari proses mendisiplinkan anak, mirip dengan yang mungkin kita alami di masa kecil. “Ah, dulu juga saya dibentak, nggak apa-apa tuh!” atau “Anak memang harus digertak biar nurut!”. Padahal, ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang psikologi anak sudah berkembang pesat. Apa yang kita anggap ‘biasa’ di masa lalu, kini terbukti memiliki dampak jangka panjang yang cukup mengkhawatirkan. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa dampak bentak anak itu sangat serius, dan bagaimana kita bisa menemukan cara yang lebih baik dalam menghadapi tantangan mengasuh anak.

Baca Juga :  Top 10 Kebohongan Sepele yang Hancurkan Pernikahan: Jangan Lakukan!

Lebih dari Sekadar Suara Keras: Apa Sebenarnya yang Terjadi Saat Kita Membentak?

Bayangkan diri kita sendiri. Bagaimana rasanya saat atasan, pasangan, atau orang yang kita sayangi tiba-tiba membentak dengan marah? Jantung berdebar kencang, badan menegang, pikiran langsung fokus pada rasa takut atau defensif. Kita mungkin merasa direndahkan, tidak dihargai, atau bahkan terancam. Nah, perasaan itulah yang berkali-kali lipat dirasakan oleh anak-anak saat kita membentak mereka.

Anak-anak memiliki sistem saraf yang masih berkembang dan sangat sensitif terhadap lingkungan mereka. Saat suara keras dan nada marah menghantam mereka, otak mereka secara otomatis mengaktifkan mode ‘fight or flight’ (melawan atau lari). Tubuh si kecil dibanjiri hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Ini bukan respons yang mereka pilih, melainkan respons biologis alami untuk bertahan hidup. Dalam kondisi ini, kemampuan mereka untuk memproses informasi, berpikir jernih, atau memahami alasan di balik bentakan kita menjadi sangat terbatas. Yang mereka tangkap hanyalah rasa takut, kebingungan, dan ancaman.

Baca Juga :  Kehilangan Arah dalam Parenting? 10 Kebiasaan Lama yang Harusnya Tidak Ditinggalkan

Dampak Psikologis Jangka Pendek: Saat Dunia si Kecil Berguncang

Saat bentakan keluar dari mulut kita, dampaknya pada anak terjadi seketika. Mungkin mereka langsung terdiam, mematung ketakutan. Mungkin mereka menangis histeris. Atau, mungkin mereka malah melawan balik dengan berteriak atau tantrum yang lebih parah. Apapun reaksinya, di momen itu, dunia si kecil terasa berguncang.

Mereka merasa tidak aman. Rumah yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman dan aman justru menjadi sumber ketakutan. Mereka belajar bahwa orang yang paling mereka cintai bisa berubah menjadi sosok yang menakutkan dalam sekejap. Ini bisa menumbuhkan rasa cemas dan khawatir yang konstan, bahkan untuk hal-hal kecil. Mereka mungkin jadi ragu untuk berekspresi, takut salah, atau takut membuat orang tua marah lagi. Komunikasi menjadi terhambat karena mereka lebih memilih diam daripada berisiko dibentak. Perasaan malu dan bersalah juga bisa muncul, seolah-olah mereka adalah anak yang ‘nakal’ dan pantas diperlakukan seperti itu. Akibat bentak anak secara langsung terlihat dari perubahan emosi dan perilaku mereka saat itu juga.

Baca Juga :  Tubuhmu Teriak! Gejala Fisik Ini Tanda Kamu Stres Berat

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *