5 Kegiatan Sekolah yang Bisa Jadi Beban Bagi Orang Tua Zaman Sekarang

5 Kegiatan Sekolah yang Bisa Jadi Beban Bagi Orang Tua Zaman Sekarang

harmonikita.com – Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, peran orang tua semakin kompleks. Bukan hanya soal mencari nafkah dan mendidik anak di rumah, tetapi juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah. Meskipun tujuannya mulia, tanpa disadari, beberapa kegiatan sekolah justru menjadi beban tersembunyi bagi para orang tua zaman sekarang. Apa saja kah itu? Mari kita telaah lebih lanjut.

1. Urusan Perlengkapan Sekolah yang Semakin “Wah”

Dulu, perlengkapan sekolah sebatas buku, pensil, dan seragam sederhana. Sekarang? Daftar perlengkapan sekolah bisa membuat mata terbelalak. Mulai dari buku paket yang harganya lumayan, buku tulis dengan berbagai jenis dan ketebalan, alat gambar dan mewarnai yang lengkap, hingga seragam dengan berbagai model dan atribut tambahan. Belum lagi tas sekolah yang katanya harus ergonomis dan sepatu yang mengikuti tren.

Semua ini tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bagi sebagian orang tua, memenuhi daftar ini bisa menjadi tekanan tersendiri, apalagi jika memiliki lebih dari satu anak yang bersekolah. Ini bukan hanya soal harga barangnya, tetapi juga waktu dan tenaga untuk mencari dan membelinya.

Baca Juga :  Generasi Z dan Pendidikan: 10 Inovasi yang Mereka Tuntut

2. Proyek Sekolah yang Melibatkan Orang Tua Secara Aktif

Konsep pembelajaran modern memang mendorong keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak. Namun, terkadang, proyek sekolah yang diberikan kepada siswa justru “melimpahkan” sebagian besar pekerjaan kepada orang tua. Misalnya, membuat maket yang rumit, mencari bahan-bahan unik untuk tugas kerajinan, atau bahkan menyusun laporan yang seharusnya dikerjakan oleh siswa.

Memang, membantu anak belajar itu baik, tetapi ketika orang tua harus turun tangan sepenuhnya, ini bisa menguras waktu dan energi, terutama bagi mereka yang juga memiliki pekerjaan dan urusan rumah tangga lainnya. Batasan antara membimbing dan mengerjakan tugas anak menjadi kabur, dan ini bisa menjadi sumber stres tersembunyi.

Baca Juga :  5 Trik Agar Anak Mau Berbagi Pengalaman Online dengan Orang Tua

3. Komunikasi Sekolah yang Intens dan Real-Time

Dulu, komunikasi antara sekolah dan orang tua biasanya terjalin melalui surat pemberitahuan atau saat pertemuan orang tua dan guru. Sekarang, dengan kemajuan teknologi, grup-grup percakapan di aplikasi pesan instan menjadi wadah komunikasi utama. Informasi memang jadi lebih cepat sampai, tetapi di sisi lain, orang tua dituntut untuk selalu “siaga” dan merespons dengan cepat setiap notifikasi.

Pertanyaan atau pengumuman bisa datang kapan saja, bahkan di luar jam kerja. Ini bisa mengganggu fokus dan waktu istirahat orang tua. Belum lagi jika ada perbedaan pendapat atau informasi yang simpang siur di dalam grup, yang justru menambah kebingungan dan tekanan.

4. Acara Sekolah yang “Wajib” Dihadiri

Berbagai acara sekolah seperti pentas seni, hari olahraga, atau kegiatan perayaan lainnya seringkali dianggap sebagai momen penting untuk mendukung perkembangan anak dan mempererat hubungan antara sekolah dan keluarga. Namun, bagi sebagian orang tua, menghadiri semua acara ini bisa menjadi tantangan tersendiri.

Baca Juga :  Apakah Ayah adalah Cinta Pertama Anak Perempuannya?

Jadwal kerja yang padat, jarak tempuh, atau bahkan kondisi ekonomi bisa menjadi penghalang. Merasa “wajib” hadir dan merasa bersalah jika tidak bisa datang justru menambah beban psikologis. Padahal, dukungan orang tua tidak selalu harus hadir secara fisik di setiap acara.

5. Donasi dan Sumbangan “Sukarela”

Seringkali, sekolah mengadakan penggalangan dana untuk berbagai keperluan, mulai dari perbaikan fasilitas hingga kegiatan ekstrakurikuler. Meskipun sifatnya sukarela, terkadang ada tekanan terselubung bagi orang tua untuk ikut berpartisipasi. Merasa tidak enak jika tidak memberikan sumbangan, apalagi jika orang tua lain terlihat antusias, bisa menjadi beban finansial tambahan.

Transparansi mengenai penggunaan dana dan kejelasan mengenai kebutuhan sekolah tentu sangat penting agar sumbangan yang diberikan benar-benar terasa bermanfaat dan tidak memberatkan.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *