Kok Dikit-Dikit Baper? Ini Fakta Psikologisnya

Kok Dikit-Dikit Baper? Ini Fakta Psikologisnya

Pengalaman Masa Lalu dan Kaitannya dengan Emosi Saat Ini

Pengalaman-pengalaman di masa lalu, terutama pengalaman traumatis atau menyakitkan, bisa meninggalkan bekas yang mendalam pada psikologis seseorang. Luka batin yang belum sembuh bisa membuat seseorang menjadi lebih defensif dan lebih mudah “baper” terhadap situasi yang mengingatkannya pada pengalaman tersebut.

Misalnya, seseorang yang pernah mengalami penolakan di masa lalu mungkin akan menjadi lebih sensitif terhadap kritik atau penolakan di masa kini, meskipun situasinya berbeda. Respon emosional yang muncul mungkin terasa berlebihan bagi orang lain, namun hal ini bisa jadi merupakan mekanisme pertahanan diri yang dipicu oleh pengalaman masa lalu.

Empati: Pedang Bermata Dua?

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Ini adalah kualitas yang sangat positif dan penting dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Namun, empati yang berlebihan juga bisa menjadi salah satu alasan kenapa seseorang jadi lebih mudah “baper”.

Ketika kita terlalu larut dalam emosi orang lain, kita bisa ikut merasakan kesedihan, kekecewaan, atau kemarahan mereka seolah-olah itu adalah emosi kita sendiri. Hal ini bisa membuat kita menjadi lebih mudah tersentuh dan terpengaruh oleh suasana hati orang lain.

Baca Juga :  Pernah Dimanipulasi? Ini 10 Tanda yang Tak Terlihat!

Lalu, Bagaimana Cara Mengelola Emosi yang Terlalu Sensitif?

Meskipun “baper” terkadang dianggap sebagai sesuatu yang negatif, sebenarnya merasakan emosi adalah hal yang wajar dan manusiawi. Yang penting adalah bagaimana kita mengelola emosi tersebut agar tidak berlebihan dan tidak mengganggu kualitas hidup kita. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

Menerima dan Memahami Emosi Diri

Langkah pertama adalah belajar untuk menerima dan memahami setiap emosi yang muncul. Jangan berusaha untuk menekan atau menyangkal emosi tersebut. Cobalah untuk mengidentifikasi apa yang kamu rasakan, kenapa kamu merasakannya, dan apa yang bisa kamu pelajari dari emosi tersebut.

Misalnya, ketika kamu merasa sedih setelah melihat postingan teman di media sosial, jangan langsung menyalahkan diri sendiri atau merasa lemah. Coba tanyakan pada diri sendiri, “Kenapa aku merasa sedih? Apakah aku merasa iri? Apakah aku merasa kurang percaya diri?” Dengan memahami akar emosi tersebut, kamu akan lebih mudah untuk mengelolanya.

Baca Juga :  Kecanduan Emosi: Kalau Ini Bukan Cinta, Lalu Apa?

Membangun Batasan yang Sehat

Penting untuk menetapkan batasan yang sehat dalam berinteraksi dengan dunia luar, terutama di media sosial. Kamu punya hak untuk memilih informasi apa yang ingin kamu konsumsi dan interaksi seperti apa yang ingin kamu lakukan.

Jika kamu merasa terlalu terpengaruh oleh konten-konten negatif di media sosial, cobalah untuk mengurangi waktu yang kamu habiskan di platform tersebut. Kamu juga bisa memilih untuk tidak mengikuti akun-akun yang seringkali memicu emosi negatif. Selain itu, belajar untuk mengatakan “tidak” pada hal-hal yang membuatmu tidak nyaman juga merupakan bagian dari membangun batasan yang sehat.

Melatih Teknik Regulasi Emosi

Ada berbagai macam teknik regulasi emosi yang bisa kamu pelajari dan praktikkan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Teknik Pernapasan: Ketika merasa overwhelmed oleh emosi, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Lakukan beberapa kali hingga kamu merasa lebih tenang.
  • Meditasi dan Mindfulness: Melatih meditasi dan mindfulness dapat membantu kamu untuk lebih fokus pada saat ini dan tidak terlalu larut dalam pikiran dan emosi negatif.
  • Aktivitas Fisik: Olahraga dapat membantu melepaskan endorfin, hormon yang dapat meningkatkan suasana hati.
  • Menulis Jurnal: Mencurahkan isi hati dan pikiran ke dalam jurnal bisa menjadi cara yang efektif untuk memproses emosi.
  • Mengalihkan Perhatian: Ketika merasa emosi mulai memuncak, cobalah untuk melakukan aktivitas lain yang kamu sukai untuk mengalihkan perhatian.
Baca Juga :  Jangan Biarkan Perbandingan Sosial Merusak Kepercayaan Dirimu!

Mencari Dukungan yang Tepat

Jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekatmu, seperti keluarga, teman, atau pasangan. Berbagi perasaan dengan orang yang kamu percaya bisa membantu meringankan beban emosionalmu. Jika kamu merasa kesulitan untuk mengelola emosi sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor. Mereka dapat memberikan panduan dan dukungan yang tepat untuk membantumu mengatasi masalah emosional.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *