Terlalu Banyak Kritikan? Ini 11 Kebiasaan Negatif yang Muncul
Sulit Menerima Masukan (Menjadi Defensif)
Ironisnya, kritikan berlebihan justru bisa membuat seseorang sulit menerima masukan yang konstruktif. Otak kita terprogram untuk melindungi diri dari ancaman. Ketika kritikan sering datang dengan cara yang menyakitkan atau tidak adil, sistem pertahanan kita otomatis aktif. Akibatnya, setiap kali mendengar sesuatu yang terdengar seperti kritikan, bahkan jika itu niatnya baik, kita langsung merasa diserang dan bereaksi secara defensif. Kita menutup diri, mencari alasan, atau bahkan menyerang balik, padahal masukan tersebut sebenarnya bisa bermanfaat.
Menarik Diri dari Lingkungan Sosial
Kritikan yang terus-menerus bisa sangat melelahkan secara emosional. Untuk melindungi diri dari potensi kritik dan rasa sakit, beberapa orang memilih untuk menarik diri dari interaksi sosial. Mereka menghindari pertemuan, mengurangi komunikasi, dan menjauhi orang-orang (bahkan yang sebenarnya peduli) demi ‘keamanan’ diri. Isolasi ini mungkin terasa aman sesaat, tapi dalam jangka panjang bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan emosional, karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan koneksi.
Prokrastinasi: Menunda-nunda karena Takut Gagal atau Dikritik
Ini adalah salah satu kebiasaan yang paling sering terlihat. Ketika kamu takut hasilnya akan dikritik, atau kamu ragu dengan kemampuanmu sendiri (akibat terkikisnya kepercayaan diri), kamu cenderung menunda-nunda pekerjaan atau tugas. Lebih baik tidak mencoba sama sekali daripada mencoba tapi hasilnya dianggap buruk, bukan? Prokrastinasi memberikan ‘istirahat’ sementara dari kecemasan akan kritikan, tapi tumpukan pekerjaan yang tertunda justru menambah beban stres dan rasa bersalah.
Perfeksionisme yang Merusak
Kebiasaan ini muncul dari keinginan yang kuat untuk tidak memberikan ‘celah’ bagi kritikan. Kamu merasa semuanya harus sempurna agar tidak ada yang bisa berkomentar negatif. Alih-alih menjadi dorongan untuk hasil terbaik, perfeksionisme ini justru menjadi beban. Kamu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk detail-detail kecil, sulit menyelesaikan sesuatu karena terus merasa ‘belum sempurna’, dan sangat keras pada diri sendiri ketika standar yang tidak realistis itu tidak tercapai. Ini adalah upaya yang melelahkan untuk mengontrol persepsi orang lain terhadap dirimu.
Enggan Mencoba Hal Baru
Mengambil langkah ke area yang belum dikenal selalu mengandung risiko, termasuk risiko membuat kesalahan dan menerima kritikan. Jika pengalamanmu dengan kritikan selalu negatif, kamu mungkin jadi enggan keluar dari zona nyaman. Kamu melewatkan kesempatan untuk belajar, berkembang, dan menemukan bakat atau minat baru hanya karena takut akan penilaian dari orang lain. Dunia terasa sempit ketika ketakutan menguasai.
Mengembangkan Pola Pikir Negatif
Paparan kritikan yang konstan bisa ‘melatih’ otakmu untuk melihat hal-hal dari sudut pandang negatif. Kamu mungkin mulai berpikir bahwa dunia ini penuh dengan orang yang siap menjatuhkan, bahwa kamu tidak cukup baik, atau bahwa segala sesuatu pasti akan berakhir buruk. Pola pikir negatif ini memengaruhi cara kamu menginterpretasikan situasi sehari-hari dan bisa menjadi ‘ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya’, karena ekspektasi negatif seringkali memengaruhi tindakan dan hasil.
Sering Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Ketika rasa percaya diri goyah akibat kritikan, kamu mungkin mulai sering membandingkan dirimu dengan orang lain. Kamu melihat pencapaian atau kelebihan orang lain dan merasa dirimu semakin tidak berharga, mengamini suara-suara kritik yang ada di kepalamu. Perbandingan ini jarang adil, karena kita sering membandingkan ‘kekurangan’ kita dengan ‘kelebihan’ orang lain (yang hanya kita lihat di permukaan). Kebiasaan ini memicu kecemburuan, rasa iri, dan semakin mengikis harga diri.