Terlalu Banyak Kritikan? Ini 11 Kebiasaan Negatif yang Muncul
Ketergantungan pada Validasi Eksternal
Jika kritikan sering membuatmu merasa tidak yakin akan nilai dirimu, kamu mungkin jadi sangat bergantung pada pujian atau pengakuan dari orang lain untuk merasa baik tentang dirimu sendiri. Kamu terus mencari validasi eksternal sebagai ‘bukti’ bahwa kamu berharga atau mampu. Masalahnya, validasi eksternal itu tidak stabil dan tidak sepenuhnya di bawah kontrolmu. Jika tidak mendapatkannya, atau bahkan mendapat kritikan lagi, harga dirimu akan kembali jatuh drastis.
Kesulitan Mengungkapkan Pendapat atau Batasan Pribadi
Takut dikritik bisa membuatmu enggan menyuarakan pendapatmu sendiri, terutama jika berbeda dengan orang lain. Kamu mungkin jadi lebih sering diam atau setuju saja demi menghindari konfrontasi atau penilaian negatif. Selain itu, menetapkan batasan pribadi (seperti menolak permintaan yang memberatkan atau mengatakan ‘tidak’) juga bisa terasa sulit karena takut dianggap egois atau tidak kooperatif, yang lagi-lagi bisa mengundang kritikan. Ketidakmampuan ini membuatmu mudah dimanfaatkan dan sulit membangun hubungan yang sehat dan seimbang.
Cenderung Menyalahkan Diri Sendiri secara Berlebihan
Ketika kritikan datang, terutama dari orang terdekat atau yang kita hormati, ada kecenderungan untuk internalisasi dan menganggap bahwa semua kesalahan memang ada pada diri kita. Bahkan untuk hal-hal yang di luar kontrol kita, kita bisa merasa bersalah dan terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Kebiasaan ini sangat merusak karena menghalangi kita melihat gambaran yang lebih besar, belajar dari pengalaman dengan objektif, dan memaafkan diri sendiri untuk melangkah maju.
Mengenali Pola dan Memutus Rantai
Membaca daftar ini mungkin membuatmu merasa sedikit terbebani atau bahkan sedih jika mengenali beberapa kebiasaan tersebut dalam dirimu. Namun, mengenali adalah langkah pertama yang paling penting. Kesadaran adalah kunci untuk memulai perubahan. Ke-11 kebiasaan ini bukanlah cacat permanen dalam dirimu, melainkan respons yang dipelajari terhadap lingkungan yang penuh kritikan. Kabar baiknya, respons yang dipelajari bisa diubah.
Memutus rantai kebiasaan negatif ini memang tidak mudah dan butuh waktu serta kesabaran, terutama pada diri sendiri. Ini bukan tentang ‘menyembuhkan’ diri dari kritikan, karena kritikan (dalam bentuk masukan konstruktif) akan selalu ada dalam hidup. Ini tentang membangun ketahanan internal sehingga kritikan (sekalipun yang tidak adil) tidak lagi memiliki kekuatan untuk meruntuhkanmu dan memicu kebiasaan merusak.
Membangun Ketahanan Diri (Resiliensi) dari Dalam
Bagaimana cara membangun ketahanan ini? Pertama, mulai dengan menyadari dari mana kritikan itu datang dan bagaimana cara penyampaiannya. Belajarlah membedakan antara masukan konstruktif (yang bertujuan membantu perbaikan) dan kritikan destruktif (yang bertujuan menjatuhkan atau menyakiti). Masukan konstruktif bisa kamu pertimbangkan, sementara kritikan destruktif bisa kamu ‘filter’ dan tidak perlu kamu internalisasi. Ingat, kata-kata orang lain seringkali lebih mencerminkan kondisi dan sudut pandang mereka daripada dirimu yang sebenarnya.
Kedua, perkuat suara internal yang positif. Lawan pola pikir negatif dengan afirmasi positif tentang nilai dan kemampuanmu. Latih dirimu untuk fokus pada kekuatan dan pencapaianmu, sekecil apa pun itu. Rayakan kemajuan, bukan hanya hasil akhir yang ‘sempurna’. Ini seperti menumbuhkan ‘tanaman’ baru di dalam diri yang lebih kuat, yang mampu bertahan dari ‘air asam’ kritikan.
Fokus pada Pertumbuhan, Bukan Kesempurnaan
Terakhir, ubah perspektifmu tentang kesalahan dan kritikan. Lihat kesalahan sebagai peluang untuk belajar, bukan bukti kegagalan atau ketidakmampuan. Lihat kritikan (yang konstruktif) sebagai peta jalan untuk perbaikan, bukan vonis atas nilai dirimu. Fokuslah pada proses pertumbuhan dan pembelajaran, bukan hanya pada pencapaian standar kesempurnaan yang seringkali tidak mungkin dicapai.
Mengatasi dampak kritikan berlebihan dan mengubah kebiasaan negatif membutuhkan keberanian untuk melihat ke dalam diri dan kemauan untuk bersikap lebih baik pada diri sendiri. Ini adalah perjalanan membangun kembali fondasi rasa percaya diri yang mungkin retak akibat paparan negatif di masa lalu. Kamu berhak merasa aman, berharga, dan bebas untuk mengekspresikan dirimu tanpa dibayangi ketakutan akan kritikan. Mulailah langkah kecil hari ini untuk mengenali pola-pola tersebut dan secara sadar memilih respons yang lebih sehat dan memberdayakan dirimu. Kamu lebih kuat dari yang kamu kira, dan kamu layak untuk melepaskan kebiasaan yang menghambatmu berkembang.