Kamu Rindu Dia, Tapi Selalu Tersiksa? Ini Alasannya!
-
Fokus Pada Diri Sendiri: Kamu Adalah Prioritas Utamanya Ini klise, tapi sangat benar. Selama ini, mungkin fokusmu terlalu banyak tertuju pada dia, pada hubungan itu, atau pada rasa sakit yang kamu rasakan karena dia. Sekarang saatnya memutar arah fokus itu 180 derajat, menuju dirimu sendiri.
- Menerima Kenyataan: Ini langkah pertama dan tersulit. Menerima bahwa hubungan telah berakhir (atau tidak akan kembali seperti dulu), menerima bahwa dia tidak lagi menjadi bagian aktif dari hidupmu (setidaknya dalam kapasitas yang sama), dan menerima bahwa rasa sakit ini adalah bagian dari proses penyembuhan. Jangan melawan atau menyangkal kenyataan. Biarkan kenyataan itu ada, sekebal apapun rasanya.
- Memberi Ruang Pada Perasaan: Jangan tekan emosimu. Jika kamu merasa sedih, menangislah. Jika kamu merasa marah, carilah cara sehat untuk melampiaskannya (olahraga, menulis, berbicara dengan teman). Jika kamu merasa hampa, akui perasaan itu. Memberi ruang pada perasaan adalah cara validasi diri. Ini memberitahu hatimu bahwa perasaannya valid dan berhak dirasakan. Menahan perasaan hanya akan memperpanjang penderitaan.
- Membangun Kembali Harga Diri: Ingat bahwa harga dirimu tidak bergantung pada status hubunganmu atau pada validasi dari orang lain. Kamu berharga karena dirimu sendiri. Mulailah melakukan hal-hal yang membuatmu merasa baik tentang dirimu. Kenali kembali kelebihanmu, bakatmu, pencapaianmu (sekecil apapun). Rayakan dirimu sendiri. Jauhkan dirimu dari hal-hal atau orang-orang yang membuatmu merasa tidak cukup.
- Menciptakan Batas Sehat: Jika kamu terus menerus stalking media sosialnya, menghubungi teman-temannya untuk mencari tahu kabarnya, atau bahkan sesekali menghubunginya, kamu sedang menghambat proses penyembuhanmu. Ciptakan batas yang jelas dan tegas. Ini mungkin berarti unfollow atau mute di media sosial, menghapus nomor telepon, atau menghindari tempat-tempat yang terlalu banyak menyimpan kenangan kuat. Batas ini melindungi energimu dan membantumu fokus pada penyembuhan diri.
- Self-Care itu Penting, Bukan Mewah: Rawat dirimu secara fisik, mental, dan emosional. Makan makanan bergizi, cukup tidur, berolahraga (bahkan jalan kaki sebentar bisa sangat membantu!), lakukan hobi yang kamu nikmati sebelum hubungan itu, atau coba hal baru. Luangkan waktu untuk bersantai, meditasi, atau sekadar duduk tenang. Self-care adalah cara kamu memberitahu dirimu bahwa kamu berharga dan layak mendapatkan perhatian dan kasih sayang, terutama dari dirimu sendiri.
-
Mencari Dukungan: Kamu Tidak Perlu Melaluinya Sendirian Meskipun perjalanan ini bersifat pribadi, kamu tidak harus menanggung semua beban sendirian.
- Bersandar pada Orang Terdekat: Curhatlah pada teman atau anggota keluarga yang kamu percaya. Bicara tentang perasaanmu bisa sangat melegakan. Orang-orang yang menyayangimu bisa memberikan perspektif, dukungan emosional, dan pengalihan perhatian yang positif.
- Kapan Perlu Bicara dengan Ahli?: Jika rasa sakit itu terasa begitu besar hingga mengganggu kehidupan sehari-hari (sulit tidur, sulit makan, tidak bisa fokus, menarik diri dari lingkungan sosial, pikiran negatif yang dominan, atau bahkan muncul keinginan untuk menyakiti diri sendiri), jangan ragu mencari bantuan profesional. Terapis atau psikolog bisa membantumu memproses emosi yang rumit, mengidentifikasi pola pikir yang tidak sehat, dan mengajarkan strategi coping yang efektif. Mereka adalah profesional yang terlatih untuk membantumu melewati masa sulit ini.
Melihat Rindu dari Sudut Pandang yang Baru: Peluang untuk Bertumbuh
Rindu yang menyakitkan memang terasa berat, tapi cobalah melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Mungkin ini adalah cara semesta memberimu “sinyal” atau “peluang” untuk: