Gaslighting dalam Obrolan, Ketika Kamu Dibohongi Tanpa Sadar
Mengapa Gaslighting Sangat Berbahaya?
Gaslighting adalah bentuk kekerasan emosional yang dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius pada kesehatan mental korban. Beberapa bahaya gaslighting antara lain:
- Menurunkan Harga Diri: Korban gaslighting akan terus-menerus merasa bersalah, tidak berharga, dan tidak mampu mengambil keputusan.
- Meningkatkan Kecemasan dan Depresi: Kebingungan dan ketidakpastian yang diciptakan oleh gaslighting dapat memicu kecemasan dan depresi.
- Mengisolasi Diri dari Orang Lain: Korban gaslighting mungkin menarik diri dari teman dan keluarga karena merasa malu atau tidak percaya diri.
- Kesulitan Mempercayai Diri Sendiri dan Orang Lain: Pengalaman gaslighting dapat merusak kemampuan korban untuk mempercayai intuisi dan penilaian diri sendiri, serta sulit mempercayai orang lain.
- Post-traumatic Stress Disorder (PTSD): Dalam kasus yang parah, gaslighting yang berlangsung lama dan intens dapat menyebabkan PTSD.
Menurut data dari National Coalition Against Domestic Violence (NCADV) di Amerika Serikat, kekerasan emosional, termasuk gaslighting, sering kali menyertai bentuk kekerasan lainnya dan dapat memiliki dampak psikologis yang sama merusaknya. Sebuah studi yang dalam jurnal “Psychology of Women Quarterly” menemukan bahwa wanita yang mengalami gaslighting dalam hubungan romantis menunjukkan tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi.
Langkah Awal untuk Keluar dari Kabut Gaslighting
Jika kamu mengenali ciri-ciri gaslighting dalam obrolanmu, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri. Berikut beberapa langkah awal yang bisa kamu lakukan:
1. Validasi Perasaanmu Sendiri
Ingatlah bahwa perasaanmu valid. Jangan biarkan orang lain membuatmu meragukan apa yang kamu rasakan. Jika ada sesuatu yang terasa tidak benar, kemungkinan besar memang ada yang tidak benar. Belajarlah untuk mempercayai intuisi dirimu sendiri.
2. Catat dan Dokumentasikan
Ketika terjadi percakapan yang membuatmu bingung atau meragukan diri sendiri, cobalah untuk mencatatnya. Menuliskan apa yang terjadi dapat membantu kamu melihat pola manipulasi dan mengkonfirmasi bahwa ingatanmu benar. Dokumentasi ini juga bisa berguna jika kamu memutuskan untuk mencari bantuan profesional.
3. Bicarakan dengan Orang yang Kamu Percayai
Berbagi pengalamanmu dengan teman, keluarga, atau terapis yang kamu percayai dapat memberikan perspektif yang berbeda dan dukungan emosional. Orang lain mungkin bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi dan membantumu merasa tidak sendirian.
4. Batasi Kontak Jika Perlu
Jika gaslighting terjadi dalam hubungan yang dekat dan terus-menerus, pertimbangkan untuk membatasi atau bahkan mengakhiri kontak dengan pelaku. Melindungi kesehatan mentalmu adalah prioritas utama.
5. Cari Bantuan Profesional
Terapis atau konselor dapat membantumu memahami pengalaman gaslighting, memproses emosi, dan mengembangkan strategi untuk membangun kembali kepercayaan diri dan kesehatan mentalmu. Terapi dapat menjadi ruang aman untuk mengeksplorasi dampak gaslighting dan belajar cara menetapkan batasan yang sehat.
Jangan Biarkan Kabut Kebohongan Menyelimuti Dirimu
Gaslighting adalah bentuk manipulasi yang merusak dan tidak boleh menganggapnya remeh. Mengenali ciri-cirinya dalam obrolan adalah langkah pertama untuk melindungi diri dari dampaknya. Ingatlah bahwa realitasmu valid, perasaanmu penting, dan kamu berhak mendapatkan hubungan yang sehat dan penuh rasa hormat. Jangan biarkan kabut kebohongan gaslighting terus menyelimutimu. Beranilah mencari kejelasan dan kebenaran untuk dirimu sendiri. Dengan kesadaran dan dukungan yang tepat, kamu bisa keluar dari lingkaran manipulasi ini dan membangun kembali kepercayaan pada diri sendiri.