Tanpa Sadar, Kebiasaan ‘Ramah’ Ini Justru Bikin Orang Lain Menjauh
harmonikita.com – Siapa sih yang nggak pengen disukai? Rasanya pasti enak banget kalau dikelilingi teman dan orang-orang yang nyaman sama kita. Makanya, seringkali kita berusaha untuk selalu bersikap ramah dan menyenangkan. Tapi, pernah nggak sih kamu merasa sudah berbuat baik, tapi kok ya malah ada aja yang jadi ilfeel atau bahkan menjauhi kita? Ternyata, beberapa kebiasaan yang kita anggap sebagai bentuk keramahan, justru bisa jadi bumerang dan membuat orang lain nggak nyaman lho! Yuk, kita bedah satu per satu biar kamu nggak salah langkah lagi.
Terlalu Banyak “Menyela” dengan Alasan Antusias
Pernah nggak lagi asyik ngobrol, terus tiba-tiba ada teman yang nimbrung dengan cerita yang (katanya) mirip banget sama pengalaman kita? Awalnya sih mungkin kita anggap dia antusias dan pengen nyambung. Tapi, kalau setiap kita baru mau cerita sedikit, eh dia udah motong duluan dengan “Oh, aku juga pernah kayak gitu! Malah lebih parah…”, lama-lama jadi kesel juga kan?
Maksud hati sih mungkin pengen menunjukkan empati atau berbagi pengalaman serupa biar obrolan makin seru. Tapi, seringkali cara ini malah bikin lawan bicara merasa nggak didengarkan dan ceritanya jadi nggak dihargai. Bayangkan deh, kamu lagi semangat-semangatnya cerita tentang pencapaianmu, eh malah dipotong dengan cerita orang lain yang (katanya) lebih hebat. Bukannya termotivasi, malah jadi down kan?
Kenapa Ini Bikin Dijauhi?
- Merasa Tidak Didengarkan: Orang ingin merasa didengar dan dipahami saat bercerita. Terlalu sering menyela membuat mereka merasa suaranya tidak penting.
- Fokus Berpindah: Obrolan yang seharusnya tentang pengalaman satu orang, jadi berpusat pada pengalaman orang lain.
- Terkesan Kompetitif: Menyela dengan cerita yang “lebih” seringkali terdengar seperti sedang berkompetisi, bukan berempati.
Solusinya: Coba tahan diri untuk tidak langsung menyela. Biarkan orang lain menyelesaikan ceritanya dulu. Tunjukkan ketertarikan dengan anggukan atau pertanyaan yang relevan setelah mereka selesai bicara. Kamu bisa berbagi pengalamanmu setelah itu, dengan tetap fokus pada topik awal.
Selalu Mengiyakan Semua Hal Demi Menghindari Konflik
Menjadi orang yang agreeable memang tampak menyenangkan. Nggak pernah ada drama, semua orang senang karena kita selalu setuju dengan pendapat mereka. Tapi, kalau semua hal diiyakan tanpa ada pendirian yang jelas, lama-lama kita bisa dianggap nggak punya opini atau bahkan dianggap people pleaser yang nggak tulus.
Awalnya mungkin orang akan senang karena semua keinginannya terpenuhi. Tapi, dalam jangka panjang, mereka bisa jadi meragukan ketulusan kita. Apakah kita benar-benar setuju, atau hanya ingin menghindari konfrontasi? Hubungan yang sehat butuh adanya perbedaan pendapat dan kemampuan untuk berdiskusi secara dewasa. Kalau semua serba “iya”, hubungan jadi terasa datar dan nggak ada dinamika.
Kenapa Ini Bikin Dijauhi?
- Kurang Autentik: Orang lain bisa merasa kita tidak menjadi diri sendiri dan hanya berusaha menyenangkan mereka.
- Tidak Bisa Diandalkan dalam Keputusan: Jika kita selalu mengikuti arus, orang lain mungkin ragu untuk meminta pendapat atau melibatkan kita dalam pengambilan keputusan penting.
- Hubungan Jadi Dangkal: Tidak adanya perbedaan pendapat bisa membuat obrolan dan interaksi menjadi kurang mendalam dan bermakna.
Solusinya: Belajarlah untuk menyampaikan pendapatmu dengan sopan dan asertif. Kamu nggak harus selalu setuju dengan semua orang, tapi sampaikanlah pandanganmu dengan alasan yang jelas dan menghargai perspektif lain. Ingat, perbedaan itu wajar dan bisa membuat hubungan jadi lebih kaya.