Tanpa Sadar, Kebiasaan ‘Ramah’ Ini Justru Bikin Orang Lain Menjauh
Terlalu Sering Meminta Maaf untuk Hal-Hal Kecil
Mengucapkan maaf memang baik, terutama kalau kita memang melakukan kesalahan. Tapi, kalau setiap kali tanpa sengaja menyenggol, terlambat beberapa menit, atau bahkan saat orang lain yang melakukan kesalahan pun kita ikut minta maaf, ini bisa jadi masalah. Alih-alih terlihat sopan, kita malah bisa dianggap insecure atau bahkan menyebalkan karena berlebihan.
Awalnya mungkin orang akan menganggap kita perhatian. Tapi, lama-lama permintaan maaf yang terlalu sering bisa terdengar tidak tulus dan malah mengganggu. Bayangkan deh, setiap lima menit kita mengucapkan “maaf ya…”, “maaf banget…”, “aduh, maaf…”, pasti bikin orang lain jadi risih dan bertanya-tanya, sebenarnya apa sih yang salah?
Kenapa Ini Bikin Dijauhi?
- Terkesan Tidak Percaya Diri: Permintaan maaf yang berlebihan bisa menunjukkan kurangnya rasa percaya diri dan ketidakmampuan untuk menerima diri sendiri.
- Merasa Bertanggung Jawab Atas Segalanya: Orang lain bisa merasa kita selalu memikul beban dan tanggung jawab atas hal yang bahkan bukan kesalahan kita.
- Komunikasi Jadi Tidak Efisien: Terlalu banyak kata “maaf” bisa mengaburkan inti dari percakapan.
Solusinya: Mintalah maaf hanya jika kamu memang melakukan kesalahan yang merugikan orang lain. Untuk hal-hal kecil yang tidak signifikan, cukup ucapkan terima kasih atau berikan respons yang sewajarnya. Belajarlah untuk lebih percaya diri dan tidak merasa bersalah atas segala hal.
Gemar “Curhat” Berlebihan Tanpa Melihat Situasi
Berbagi masalah dengan teman memang bisa meringankan beban. Tapi, kalau setiap bertemu kita selalu curhat tentang semua hal negatif yang terjadi dalam hidup kita, tanpa memperhatikan kondisi dan minat lawan bicara, ini bisa membuat orang lain merasa terbebani dan akhirnya menjauhi kita.
Awalnya mungkin teman-teman akan bersimpati dan berusaha mendengarkan. Tapi, kalau setiap pertemuan berubah jadi sesi terapi gratis dan kita hanya fokus pada masalah kita sendiri tanpa memberi ruang untuk obrolan lain, lama-lama mereka akan merasa lelah dan enggan bertemu lagi. Mereka juga punya masalah dan ingin didengarkan, bukan hanya menjadi tempat sampah emosi kita.
Kenapa Ini Bikin Dijauhi?
- Energi Negatif: Terlalu sering mendengar keluhan dan masalah orang lain bisa menguras energi positif.
- Merasa Dimanfaatkan: Teman bisa merasa hanya dibutuhkan saat kita punya masalah, bukan sebagai teman yang setara.
- Obrolan Jadi Satu Arah: Tidak ada timbal balik dan fokus hanya pada diri kita sendiri.
Solusinya: Pilihlah waktu dan tempat yang tepat untuk curhat. Perhatikan juga respons lawan bicara, apakah mereka terlihat tertarik dan punya waktu untuk mendengarkan. Jangan lupa untuk menanyakan kabar mereka dan memberikan kesempatan mereka untuk berbagi juga. Ingat, hubungan yang sehat itu dua arah.
Terlalu Banyak “Memuji” dengan Nada Berlebihan
Siapa sih yang nggak suka dipuji? Pujian bisa meningkatkan mood dan rasa percaya diri. Tapi, kalau pujian yang kita berikan terlalu sering, berlebihan, dan terdengar tidak tulus, justru bisa membuat orang lain merasa aneh atau bahkan curiga.
Awalnya mungkin orang akan merasa senang. Tapi, kalau setiap kali bertemu kita selalu melontarkan pujian yang sama atau pujian yang tidak sesuai dengan kenyataan, mereka bisa jadi meragukan ketulusan kita. Mereka mungkin berpikir kita punya maksud tersembunyi atau hanya berusaha menjilat.
Kenapa Ini Bikin Dijauhi?
- Terkesan Tidak Tulus: Pujian yang berlebihan dan tidak spesifik bisa terdengar dibuat-buat.
- Membuat Orang Lain Tidak Nyaman: Orang yang dipuji berlebihan mungkin merasa risih atau tidak pantas menerima pujian tersebut.
- Merusak Keaslian Interaksi: Fokus pada pujian yang berlebihan bisa mengalihkan perhatian dari obrolan yang lebih bermakna.
Solusinya: Berikan pujian yang tulus dan spesifik. Perhatikan hal-hal baik yang memang pantas dipuji dan sampaikan dengan cara yang natural. Pujian yang tulus akan jauh lebih bermakna dan diterima dengan baik.