Sudah Siap Resign? Jawab 7 Pertanyaan Ini Sebelum Menyesal!
harmonikita.com – Keputusan untuk mengakhiri perjalanan karier di sebuah perusahaan bukanlah hal yang bisa dianggap enteng. Ada banyak pertimbangan yang perlu dipikirkan matang-matang sebelum kamu benar-benar mengirimkan surat pengunduran diri. Jangan sampai penyesalan datang di kemudian hari karena keputusan yang terburu-buru. Nah, sebelum kamu mantap untuk resign, coba deh jawab dulu 7 pertanyaan introspektif berikut ini. Jawaban jujur dari dalam diri akan membantumu membuat keputusan yang paling tepat untuk masa depanmu.
1. Apa Sebenarnya Alasan Terbesarmu Ingin Resign?
Coba gali lebih dalam, apa sih akar permasalahan yang membuatmu ingin segera angkat kaki dari pekerjaanmu saat ini? Apakah karena gaji yang tidak sesuai harapan, lingkungan kerja yang toksik, kurangnya tantangan, jenjang karier yang mentok, atau mungkin ada alasan pribadi yang mendesak?
Memahami alasan sebenarnya sangat krusial. Jangan sampai kamu resign hanya karena emosi sesaat atau pengaruh dari luar. Jika alasanmu berkaitan dengan hal-hal yang sebenarnya bisa diperbaiki atau didiskusikan dengan atasan atau HRD, mungkin ada baiknya untuk mencoba jalur tersebut terlebih dahulu. Misalnya, jika kamu merasa kurang tertantang, cobalah untuk mengajukan proyek baru atau tanggung jawab yang lebih besar. Siapa tahu, perusahaan bersedia mengakomodasi keinginanmu.
Namun, jika alasanmu sudah sangat mendasar dan sulit untuk diubah, seperti budaya perusahaan yang tidak sehat atau nilai-nilai yang tidak lagi sejalan, maka keinginan untuk resign mungkin memang sudah menjadi pilihan yang paling tepat.
2. Sudahkah Kamu Mencari Alternatif Pekerjaan Lain?
Ini adalah pertanyaan penting yang seringkali dilupakan. Terkadang, rasa frustrasi dengan pekerjaan saat ini membuat kita terburu-buru untuk resign tanpa memiliki rencana yang jelas setelahnya. Padahal, menganggur dalam waktu yang lama bisa menimbulkan tekanan finansial dan psikologis yang tidak sedikit.
Idealnya, sebelum kamu memutuskan untuk resign, kamu sudah memiliki setidaknya beberapa opsi pekerjaan lain yang sedang dalam proses atau bahkan sudah mendapatkan tawaran. Dengan begitu, kamu bisa melakukan transisi karier dengan lebih mulus dan menghindari masa-masa tanpa penghasilan.
Manfaatkan jaringan profesionalmu, aktif mencari lowongan di berbagai platform, dan persiapkan diri dengan baik untuk proses rekrutmen. Ingatlah, mencari pekerjaan baru membutuhkan waktu dan usaha. Jangan sampai kamu menyesal karena resign tanpa persiapan yang matang.
3. Bagaimana Kondisi Keuanganmu Jika Tidak Bekerja dalam Beberapa Waktu?
Ini adalah aspek praktis yang tidak boleh diabaikan. Coba hitung, berapa lama kamu bisa bertahan hidup tanpa penghasilan? Apakah kamu memiliki tabungan yang cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari dan pengeluaran lainnya?
Memiliki dana darurat yang cukup akan memberikanmu ketenangan pikiran dan keleluasaan dalam mencari pekerjaan baru yang benar-benar sesuai dengan keinginan dan potensi diri. Idealnya, dana darurat yang kamu miliki bisa mencukupi kebutuhan hidupmu minimal selama 3-6 bulan.
Jika kondisi keuanganmu belum stabil, mungkin ada baiknya untuk menunda keinginan resign dan fokus terlebih dahulu untuk memperkuat kondisi finansialmu. Kamu bisa mulai dengan membuat anggaran, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, dan meningkatkan tabungan.
4. Apa Dampak Keputusan Resign Ini Terhadap Karier Jangka Panjangmu?
Setiap keputusan yang kita ambil dalam karier akan memiliki konsekuensi jangka panjang. Coba pikirkan, bagaimana keputusan resign ini akan memengaruhi jalur kariermu ke depan? Apakah langkah ini akan membantumu mencapai tujuan kariermu, atau justru sebaliknya?
Terkadang, resign dari pekerjaan yang kurang ideal memang dibutuhkan untuk membuka peluang yang lebih baik di masa depan. Namun, pastikan bahwa langkahmu ini didasari oleh pertimbangan yang matang dan bukan hanya pelarian semata.
Cobalah untuk memvisualisasikan dirimu dalam beberapa tahun ke depan. Apakah keputusan resign ini akan membawamu lebih dekat dengan impian kariermu? Jika jawabannya adalah ya, maka mungkin ini adalah langkah yang tepat. Namun, jika kamu masih ragu, ada baiknya untuk mencari masukan dari mentor, kolega, atau profesional di bidang yang kamu tuju.